Find Us On Social Media :

Kekuasaan Kolonial di Nusantara dan Perlawanan Rakyat, Sejarah XI SMA

Revolusi Prancis mendorong perubahan kekuasaan di Indonesia kala itu, awal abad 19- penjajahan Inggris di Indonesia dimulai.

GridKids.id - Hai, Kids, masih di artikel Belajar dari Rumah (BDR) Sejarah kelas XI SMA, nih.

Di artikel sebelumnya kamu sudah melihat seperti apa gambaran persaingan antar negara Eropa di Nusantara dalam perebutan hegemoninya.

Hal ini sebenarnya memang bersumber dari perang-peran antar negara-negara itu yang membawa dampak bagi jalannya sejarah di Indonesia.

Salah satu situasi perang yang membawa dampak ini adalah Revolusi perancis yang terjadi selama kurang lebih satu dekade sejak 1789-1799.

Revolusi Perancis didasari oleh ketidakpuasan atas kekuasaan lama dan sistem aristokrat yang diterapkan semasa dinasti Valouis dan Bourbon bertahta sejak abad 14-18.

Monarki absolut di Prancis menimbulkan protes dan gerakan rakyat untuk menjatuhkan Louis XVI.

Revolusi Prancis menjadi salah satu revolusi paling berpengaruh dan bisa mengubah tatanan hidup masyarakat Eropa, khususnya di Prancis.

Revolusi Prancis membawa dampak perubahan yang enggak kecil terhadap jalannya sejarah modern.

Kala itu, Revolusi Prancis yang diakhiri pada 1799 berada di bawah komando Napoleon Bonaparte membuat Belanda sempat berada di bawah penjajahan Prancis, Kids.

Di waktu-waktu inilah VOC juga mengalami kemunduran dan kebangkrutan, hal ini jugalah yang membuat nusantara pernah berada di bawah penjajahan Inggris di awal abad-19.

Nah, selanjutnya kamu akan diajak membahas bersama tentang perlawanan atas kekuasaan kolonial di Nusantara. Yuk, simak sama-sama uraiannya di bawah ini, Kids.

Baca Juga: Istilah Pribumi Mengalami Pergeseran Makna, Begini Penjelasannya

Kekuasaan Kolonial di Nusantara

Kids, sebelum menjajah dan memonopoli Hindia Belanda untuk waktu yang lama, awalnya Belanda datang untuk mencari rempah-rempah yang jadi komoditi berharga di pasar dunia kala itu.

Dari motif ekonomi, Belanda mulai mengembangkan keinginan untuk mendirikan negara koloni.

Saat itu gelombang perlawanan penduduk lokal terus bermunculan dan terus terjadi selama Belanda berupaya menguasai Indonesia.

Sebelum abad-20, gagasan tentang negara kesatuan belum familiar, hal ini jugalah yang membuat perlawanan rakyat enggak bisa dilakukan serempak dan lebih bersifat kedaerahan.

Meski punya misi dan pemikiran yang sama tentang penjajahan, kekuatan dan pergerakannya belum bisa serempak dan saling dukung secara kompak satu sama lain.

Hal ini jugalah yang dimanfaatkan Belanda untuk menerapkan politik adu domba atau divide et impera yang mencerai beraikan beberapa kekuatan terpisah ini.

Perjuangan rakyat akan dipimpin oleh penguasa atau tokoh lokal yang berkharisma, biasanya tokoh atau pemimpin ini adalah sosok yang bisa membakar semangat rakyat untuk mengusir penjajah dari daerah mereka.

Namun, kembali lagi kepada konsep persatuan dan kesatuan yang masih asing ini, banyak perlawanan rakyat ke pihak kolonial yang berhasil diredam.

Dari segi persenjataan pun, rakyat tentu kalah jauh karena masih menggunakan senjata yang seadanya sedangkan di sisi lain pihak kolonial punya bekal senjata yang bisa melumpuhkan perlawanan dengan mudah.

Selama beberapa waktu pihak kolonial membentuk negara koloni, mengambil banyak dari negeri kita, namun menciptakan jurang besar yang mewariskan rasa inferior kepada kita sebagai negara terjajah.

Pertanyaan:
Kenapa perjuangan rakyat Indonesia untuk mengusir penjajah sering menemui kegagalan?
Petunjuk, cek lagi halaman 2.

 ----

Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.