GridKids - Setiap daerah memilki ragam bahasa. Dalam bahasa dapat berupa dialek.
Dialek biasanya digunakan untuk merujuk kepada bahasa yang tak digunakan dalam bentuk tulis.
Definisi ini umumnya tak diterima dalam ilmu linguistik, karema dialek kontras dengan bahasa baku.
Pengertian Dialek
Merujuk pada buku Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya (2007) karya Tedi Sutardi, secara etimologi, istilah dialek berasal dari kata dialektis dalam bahasa Yunani.
Dialek adalah logat bahasa, perlambangan dan pengkhususan dari bahasa induk.
Selain itu, dialek merupakan sistem kebahasan yang digunakan oleh suatu masyarakat di suatu daerah untuk membedakan dari masyarakat lain.
Ciri-Ciri Dialek
Dialek memilki beberapa ciri-ciri, yaitu sebagai berikut:
- Merupakan seperangkat bentuk ujaran setempat yang berbeda-beda, yang memiliki ciri umum dan masing-masing lebih mirip sesamanya dibandingkan dengan bentuk ujaran lain dari bahasa yang sama.
- Dialek tak harus mengambil semua bentuk ujaran dari sebuah bahasa
Baca Juga: 4 Ragam Bahasa Indonesia Berdasarkan Cara Pandang Penuturnya
- Hal-hal yang menjadi pembeda dari dialek adalah perbedaan fonologis perbedaan semantik, perbedaan onomasiologis perbedaan semasiologis dan perbedaan morfologis
- Dialek juga mengacu pada perbedaan-perbedaan kosakata, tata bahasa dan pengucapannya
Pembeda Dialek
Setiap dialek memiliki perbedaan, meski rumpun bahasa yang digunakan sama.
Nah, Kids, perbedaan dialek bisa dibagi menjadi lima, yaitu:
1. Perbedaan fonetik
Dialek jenis fonetik berada di bidang fonologi. Biasanya orang yang menggunakan dialek tersebut tak menyadari adanya perbedaan.
Contohnya, dikemukakan careme dengan cereme yaitu buah atau pohon cerme, gudang dengan kudang, jendela, gandela, atau janela.
2. Perbedaan semantik
Dialek pada perbedaan semantik terciptanya kata-kata baru, berdasarkan perubahan fonologi dan geseran bentuk.
Peristiwa ini biasanya terjadi geseran makna kata. Geseran tersebut memiliki dua makna, yakni:
Baca Juga: 10 Fakta Menarik Indonesia di Mata Dunia, Salah Satunya Jadi Rumah Warisan Budaya UNESCO
a. Pemberian nama yang berbeda untuk lambang yang sama di beberapa tempat yang berbeda, seperti turi dan turuy.
b. Pemberian nama sama namun sebutan dialek itu berbeda di beberapa tempat yang berbeda.
3. Perbedaan onomasiologis
Merujuk pada nama yang berbeda berdasarkan satu konsep, yang diberikan di beberapa tempat yang berbeda.
Misalnya dalam bahasa Sunda, kenduri disebut dengan ondangan atau kondangan.
Hal tersebut disebabkan oleh adanya tanggapan atau tafsiran yang berbeda mengenai tempat.
4. Perbedaan semasiologis
Perbedaan ini merujuk pada pemberian nama yang sama namun dengan beberapa konsep yang berbeda.
Misalnya rambutan Aceh, pencak cikalong, dan lainnya
5. Perbedaan morfologis
Perbedaan ini merujuk pada sistem bahasa yang bersagkutan.
Hal tersebut disebabkan oleh frekuensi morfem-morfem yang berbeda, kegunaan yang berkerabat, wujud fonotesis, dan masih banyak lainnya.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.