Find Us On Social Media :

3 Kota dengan Peradaban Paling Awal, dari Kota Ur sampai Machu Picchu

Situs Machu Picchu, di Peru, merupakan salah satu dari 7 keajaiban dunia. Machu Picchu dijuluki sebagai kota yang hilang oleh penemu dan penelitinya.

GridKids.id - Kids, pernahkah kamu membayangkan seperti apa kota-kota di awal peradaban dunia terbentuk?

Kamu mungkin membayangkan bahwa sebuah kota memiliki banyak penduduk yang beragam asal muasalnya.

Menurut buku berjudul Peradaban dalam Peta karya Peter Evea, dkk., kota adalah daerah-daerah pemukiman tempat orang saling bertukar material juga ilmu dengan sesama penghuninya.

Nah, ketika interaksi ini terjadi maka beberapa orang penduduk akan secara alami menjadi ahli atau memiliki keterampilan di bidang tertentu.

Pada artikel kali ini kamu akan diajak melihat tentang uraian tentang kota-kota awal di dunia. Seperti apa uraian penjelasannya, ya?

Kota-Kota Awal dengan Peradaban Manusia

1. Kota Ur, Mesopotamia

Selama abad ke-4 SM, di kawasan Mesopotamia, para petani mulai membangun permukiman kecil.

Orang-orang memanfaatkan tanah-tanah yang subur di tepi aliran sungai Eufrat.

Setelah lama, tanah di kawasan sungai mulai mengering, dan mulai tumbuh permukiman-permukiman penduduk.

Seiring waktu, memasuki 2900 SM, desa dan permukiman kecil itu berkembang jadi sebuah kota yang dinamai Kota Ur.

Baca Juga: Awal Peradaban Sumeria, Peradaban yang Lahir di Antara Sungai Eufrat dan Tigris

Kota Ur adalah bentuk kumpulan bangunan dan kelompok manusia yang paling awal dan disebut sebagai kota kuno.

Kota Ur jadi pusat perdagangan, meski enggak ada batu, logam, atau kayu di sana.

Para penduduk kota Ur melakukan barter untuk memerolehnya dengan membuat berbagai barang mewah seperti benda dan ukiran dari emas.

Kota ini akhirnya terbengkalai, ditambah dengan perubahan arah aliran sungai Eufrat.

Perubahan arah aliran sungai ini berdampak pada rusaknya sistem irigasi yang vital di kota ini.

Kota Ur yang pernah berjaya sebagai lahan yang sangat subur, kemudian hancur karena sumber air yang berkurang drastis.

2. Mohenjo-daro (Pakistan)

Mohenjo-daro adalah salah satu kota terbesar di dunia pada era Perunggu silam.

Kota ini terlindungi dari banjir tahunan sungai Indus karena banyak bangunannya berupa panggung besar yang dibuat dari batu bata.

Mohenjo-daro disebut muncul ketika masa piramida pertama sedang dibangun di Mesir.

Rumah-rumah dan jalan-jalannya ditata dalam garis-garis lurus, membujur dari utara ke selatan.

Baca Juga: 3 Peran Penting Sungai Nil Bagi Peradaban Masyarakat Mesir Kuno

Peninggalan fisik yang masih bisa diteliti hari ini, diketahui bahwa Mohenjo-Daro termasuk kota yang cukup maju.

Tiap rumah penduduk sudah punya kamar mandi, pembuangan sampah komunal di sudut-sudut jalannya.

Tak hanya itu, diketahui ada lebih dari 700 sumur untuk mencukupi kebutuhan air bersih dan punya sistem drainase yang canggih.

Hasil penggalian yang ditemukan di kawasan Mohenjo-daro, Harappa, dan pemukiman Indus lain mendorong lahirnya teori yang luar biasa.

Aksara Indus disebut-sebut jadi sistem penulisan tertua di dunia yang muncul dengan sendirinya tanpa pengaruh budaya atau peradaban lainnya.

3. Machu Picchu, Peru

Machu Picchu merupakan satu dari tujuh keajaiban dunia.

Situs ini juga disebut sebagai kota yang hilang, meski sampai saat ini belum diketahui alasan pasti kenapa kawasan ini jadi kota yang terlantar.

Adanya dugaan bahwa sanitasi yang buruk mendorong persebaran penyakit yang membinasakan seisi kota.

Masalah sanitasi dan kesulitan untuk menampung air bersih sejalan dengan meningkatnya populasi sampai ke jumlah tertentu.

Hal ini diketahui menghambat perkembangan ukuran kota-kota di dunia selama berabad-abad lamanya.

Baca Juga: 13 Fakta Menarik Suku Inca yang Menciptakan Peradaban Maju di Masa Lalu

Peradaban-peradaban awal di Amerika seperti peradaban Aztec, Inca, dan Maya kini membuat kita bisa mengenal sistem tata kota.

Sekitar 400 M, bangsa Maya yang kini tinggal di kawasan Meksiko Selatan, Guatemala, dan Belize utara, sudah membangun kota-kota yang dihuni lebih dari 50.000 penduduk.

Bangsa Inca dikenal sangat religius dan kota-kotanya dibangun di sekeliling kuil-kuil pemujaan.

Istana dan kuil pemujaan ditata di bagian pusat kota dan dikelilingi daerah terbuka yang luas atau plasa.

Sisa bagian kota lainnya akan menyebar ke luar di sekelilingan daerah pusat kotanya.

Makin dekat bangunan dari pusat kota, maka makin penting fungsinya untuk sebuah kota.

Pola ini bahkan sampai sekarang bisa kita lihat pada kota-kota di berbagai negara di dunia, termasuk di negara kita sendiri.

Ketika segala fasilitas umum yang memadai biasanya akan lebih lengkap di kota ketimbang di desa.

 ----

Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.