Meski begitu, tak semua gempa megathrust menyebabkan tsunami, karena ada beberapa syarat yang harus dipenuhi ketika tsunami terjadi.
Di antaranya adalah:
- Memiliki kekuatan yang besar
- Hiposenter yang dangkal
- Gerakan sesar naik
- Selain menyebabkan gempa dan tsunami, megathrust juga bisa menimbulkan longsor bawah permukaan air dari landas kontingen ke laut dalam
- Hal tersebut dapat diidentifikasi dari sampel inti yang diambil dari dasar laut.
Beberapa gempa bumi megathrust yang pernah terjadi di Indonesia, yaitu pada 27 Februari 1903 (Magnitudo 8,1), 22 Januari 1780 (Magnitudo 8,5), 17 Juli 2006 (Magnitudo 7,8), 23 Juni 1943 (Magnitudo 8,1), 3 Juni 1859 (Magnitudo 8,5), dan 3 Juni 1994 (Magnitudo 7,7).
Seluruh gempa bumi tersebut terjadi di laut Jawa bagian Selatan mulai dari Banten hingga ke ujung Jawa Timur.
Perkiraan dari para peneliti, yaitu gempa bumi megathrust terjadi setiap 400 tahun.
Segmen megathrust di Indonesia
Gempa sesar aktif biasanya lebih sering terjadi dan menimbulkan kerusakan daripada megathrust.
Gempa megathrust juga mampu membangkitkan gempa dahsyat dengan magnitudo mencapai 8 atau bahkan 9.
Gempa sesar aktif lebih sering terjadi di daratan, dekat perkotaan, bahkan dekat tempat tinggal kita.
Baca Juga: Adaptasi Bencana Alam: Gempa Bumi hingga Gunung Meletus, Geografi Kelas 11 SMA
Namun, megathrust bersumber di laut bisa terjadi sehingga gempa ini dapat menyebabkan tsunami.
Di Indonesia, megathrust terdiri atas 13 segmen.