Maka dari itu, pencerahan ini menjadi momen penting dalam sejarah agama Buddha karena Siddharta menjadi Buddha 'Sang Tercerahkan'.
3. Parinibbana Sang Buddha atau Wafatnya Siddharta Gautama pada 543 SM
Peristiwa ketiga atau yang terakhir yang diperingati dalam Hari Raya Waisak adalah Parinibbana Sang Buddha, atau kematian Siddharta Gautama.
Setelah mengajar dan menyebarkan ajaran Buddha selama 45 tahun, Siddharta meninggal pada usia 80 tahun di Kushinagar, India.
Tahukah kamu? Parinibbana dalam tradisi Buddha bukanlah kematian yang dianggap sebagai akhir, Kids.
Melainkan kebebasan penuh dari siklus kelahiran dan kematian dari sebuah pencapaian tingkat tinggi dalam perjalanan spiritual.
Berikut ini secara pokok rangkaian perayaan Hari Raya Waisak, yaitu:
1. Pengambulan air berkat dari mata air Jumprit di Kabupaten Temanggung dan penyalaan obor menggunakan sumber api abadi Mrapen, Kabupaten Grobogan.
2. Ritual pemberian dana makanan kepada para bhikkhu atau biksu oleh masyarakat yang disebut pindapatta.
Hal ini bertujuan untuk memberikan kesepatan kepada masyarakat untuk melakukan kebajikan.
3. Melakukan samadhi pada detik-detik puncak bulan purnama.
Baca Juga: Berikut 5 Kerajaan Bercorak Buddha dari Berbagai Daerah di Indonesia
Penentuan bulan purnama berdasarkan pada perhitungan falak sehingga puncak purnama bisa terjadi di siang hari.
Tak hanya upacara pokok seperti penjelasan di atas, tetapi juga ada pradaksina, pawai, serta acara kesenian, ya.
Demikianlah informasi tentang tiga peristiwa penting yang dirayakan dalam Hari Raya Waisak oleh umat Buddha.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.