Find Us On Social Media :

Mengenal Aturan Angka Penting dan Notasi Ilmiah, IPA Kelas 10 SMA

Kamu akan diajak mengenal angka penting dalam notasi ilmiah. Apakah itu?

GridKids.id - Kids, pada artikel Belajar dari Rumah (BDR) Materi IPA Kelas 10 SMA kali ini kamu akan membahas aturan angka penting dan notasi ilmiah.

Dalam buku materi IPA Kelas 10 SMA Kurikulum Merdeka Terbitan Kemdikbud hlm. 12-16 kali ini kamu akan membahas tentang bagaimana cara menentukan angka penting dan aturan-aturannya dalam notasi ilmiah.

Ketika sebuah hasil pengukuran yang diolah dalam persamaan misal contohnya adalah persamaan luas permukaan baut, menghasilkan nilai desimal yang sangat panjang.

Nah, kamu harus memerhatikan aturan pembulatan dan cara penulisan hasil pengolahan data yang disepakati untuk membulatkan hasil pengolahannya berdasarkan aturan angka penting.

Sebuah luas permukaan tutup botol punya diameter 3,12 cm dan diukur menggunakan jangka sorong. Lalu, begini cara menghitungnya.

Nah, jumlah angka penting dari pengukuran tutup botol itu adalah menentukan tiga angka pentingnya yaitu 7,64 cm2.

Untuk memudahkanmu menulis hasil pengolahan data yang angkanya sangat kecil atau sangat besar, gunakanlah aturan penulisan notasi ilmiah.

Nilai luas permukaan tutup botol yang diukur pada contoh sebelumnya dikonversikan dalam satuan m2, sehingga nilainya menjadi seperti berikut:

Baca Juga: Jangka Sorong: Pengertian, Fungsi, dan Bagian-Bagiannya, IPA Kelas 10 SMA

Nilai luas tersebut sudah harus dibulatkan sampai ditemukan sejumlah angka pentingnya.

Sehingga dituliskan hasil perhitungannya sesuai aturan notasi ilmiah menjadi 0,000764 m2 atau 7,64 x 10^-4 m2.

Dalam aktivitas pengukuran, kesalahan pengukuran enggak bisa dihindarkan, apalagi jika pengukuran hanya dilakukan sekali saja.

Peluang ketidaksesuaian antara hasil pengukuran dengan kondisi sebenarnya jadi makin besar.

Selain itu banyak faktor kesalahan yang bisa menyebabkan hasil pengukuran enggak sesuai dengan kondisi aslinya.

Untuk mengurangi faktor kesalahan pengukuran, kamu perlu melakukan pengukuran secara berulang.

Pengambilan data untuk pengukuran berulang minimal dilakukan sebanyak lima kali.

Persamaan standar deviasi untuk menentukan nilai ketidakpastian pengukuran berulang, sebagai berikut:

Pengolahan data hasil pengukuran biasanya akan menghasilkan banyak angka di belakang desimal.

Kamu bisa membulatkan angka hasil pengolahan data dengan menerapkan cara berikut ini, di antaranya:

Baca Juga: Sudut: Pengertian, Macam-Macam dan Alat Pengukurnya

- Langkah pertama = menentukan nilai ketidakpastian relatifnya dengan cara menerapkan rumus ini:

- Langkah kedua = cocokkan persentase ketidakpastian relatif yang diperoleh dengan menerapkan beberapa aturan di bawah ini, yaitu:

a. jika presentase ketidakpastian relatif sebesar 0,1 % jumlah angka hasil pengolahan data yang dituliskan 4 angka.

b. jika persentase ketidakpastian relatif sebesar 1%, jumlah angka hasil pengolahan data yang ditulis 3 angka.

c. jika persentase ketidakpastian relatif sebesar 10%, jumlah angka hasil pengolahan data yang dituliskan 2 angka.

Pertanyaan:
Bagaimana cara membulatkan angka penting dalam bentuk desimal?
Petunjuk, cek lagi page 2.

 ----

Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.