Hal ini lalu melahirkan upaya untuk berdiplomasi untuk menghindarkan rakyat dari peperangan yang menyengsarakan.
Raja Pagaruyung lalu melakukan perundingan damai hingga upaya untuk saling mengadu kerbau antara dua kerajaan ini.
Langkah pertama, sang raja mengirimkan puterinya yang bernama Datuk Tantejo Gerhano beserta dayang-dayangnya untuk pergi ke perbatasan untuk menyambut pasukan Majapahit yang bersiap memasuki wilayah kerajaan Paguruyung.
Niat awal para prajurit Majapahit yang akan melakukan invasi berubah ketika mendapat sambutan yang ramah dan hangat, ditambah dengan jamuan berbagai santapan yang lezat.
Setelah menghadap raja akhirnya disetujui bahwa peperangan akan digantikan dengan adu kerbau.
Kerbau yang dibawa oleh kerajaan Majapahit jauh lebih besar daripada kerbau milik kerajaan Pagaruyung yang kala itu masih anak kerbau.
Dalam pertarungan yang enggak imbang itu, secara ajaib kerbau dari kerajaan Pagaruyung menang sehingga rakyat kerajaan meneriakan "Manang Kabau!".
Kemenangan kerajaan Pagaruyung dalam adu kerbau ini kemudian jadi asal usul nama nama Minangkabau yang masih digunakan sampai hari ini.
Bentuk dan Makna Atap Bergonjong
Atap rumah gadang punya susunan seperti susunan daun sirih yang bagian ujungnya lancip menjulang.
Ornamen ini secara khusus menggambarkan hirarki kekuasaan dalam pengambilan keputusan.
Baca Juga: 19 Nama Daerah di Provinsi Sumatra Barat dan Nama Ibu Kotanya