Find Us On Social Media :

Benarkah Lumba-Lumba Pandai Berkomunikasi? #AkuBacaAkuTahu

Lumba-lumba adalah mamalia laut yang dikenal akan kecerdasannya. Benarkah hewan ini pandai berkomunikasi?

GridKids.id - Lumba-lumba adalah jenis mamalia yang hidup di air.

Mamalia laut ini dikenal sebagai hewan yang cerdas dan sering dijumpai di seluruh lautan tropis dan subtropis.

Lumba-lumba ternyata bisa dijumpai di lautan lepas hingga kawasan kutub.

Hewan ini biasanya hidup secara berkelompok untuk melindungi diri dari ancaman predator atau pemangsanya, seperti paus orca, hiu, hingga manusia.

Sebagai hewan yang cerdas, lumba-lumba dikenal ramah dan bisa berinteraksi dengan manusia.

Lumba-luma punya ciri khas tertentu ketika berkomunikasi dengan kelompoknya atau dengan manusia.

Lumba-luma berkomunikasi dengan sesamanya dengan frekuensi siulan, suara burst-pulse (suara emotional), suara klik yang digunakan untuk menentukan ekolokasi dengan lumba-lumba lainnya.

Ekolokasi adalah sistem sonar alami ketika hewan memancarkan gelombang suara yang nantinya akan memantulkan gema ketika mengenai objek tertentu.

Dari pantulan inilah akan memberikan beragam informasi terkait jarak atau ukuran dari objek yang menerima gelombang suaranya.

Suara ekolokasi pada lumba-lumba berasal dari organ berisi lemak di bagian dahi yang dikenal dengan sebutan melon.

Berbeda lagi dengan komunikasi lumba-lumba dengan manusia, lumba-lumba akan berkomunikasi dengan gerakan seperti melompat, menggerakkan moncong, memercikan air dengan sirip atau ekornya.

Baca Juga: Apa yang Membuat Lumba-Lumba Suka Bermain dengan Manusia? #AkuBacaAkuTahu

Lumba-Lumba, Mamalia Laut yang Pandai Berkomunikasi

Tak hanya bisa mengirimkan sinyal ekolokasi, lumba-lumba juga bisa menirukan berbagai suara, seperti perahu motor dan suara tertawa manusia.

Sama halnya seperti manusia, lumba-lumba juga bisa belajar pola bahasa dan cara mengomunikasikannya.

Hewan ini bisa belajar suara baru dan menirukannya setelah melihat contohnya.

Inilah yang membuat lumba-lumba dilatih khusus oleh tim Angkatan Laut Amerika sebagai pendeteksi bom dan ranjau yang ada di laut.

Menurut buku Fakta Keunikan Hewan oleh Oktavian Kasih Kumala Dewi (2018), seorang ahli biologi dari Wild Dolphin Project Florida, Dr. Denise Herzing meneliti bahasa lumba-lumba.

Penelitian ini berhasil menemukan bahwa lumba-lumba bisa membentuk bahasa primitif menggunakan suara, simbol, dan alat peraga.

Hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa lumba-lumba jantan kurang tertarik untuk berkomunikasi dengan manusia.

Berbeda dengan anak lumba-lumba betina yang sangat senang bermain dan berinteraksi dengan manusia.

Inilah yang membuat beberapa lumba-lumba menjadi atraksi yang menarik di pentas sirkus. 

Dalam berbagai kesempatan lumba-lumba juga diketahui sering menolong manusia salah satunya sebagai terapi untuk menyembuhkan autis.

 ----

Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.