Find Us On Social Media :

Benarkah Perjalanan Angkasa Luar Punya Risiko Merusak Otak Manusia?

Perjalanan dan misi ke luar angkasa disebut bisa membawa dampak bagi kesehatan dan fungsi otak manusia? Benarkah begitu?

GridKids.id - Hai, Kids, kembali lagi bersama GridKids untuk membahas tentang tema ruang angkasa.

Pada artikel-artikel tentang ruang angkasa sebelumnya, kamu sudah belajar banyak tentang dampak misi ruang angkasa pada tubuh para kosmonot atau astronaut.

Sebelumnya kamu juga sudah tahu bahwa akan ada masalah kesehatan otot dan tulang akibat ruang angkasa yang hampa udara dan nol gravitasi.

Ada berbagai risiko yang dihadapi oleh para astronaut yang menjalankan misi ruang angkasa, salah satunya adalah paparan radiasi ruang angkasa.

Kehidupan manusia di Bumi terlindungi dari radiasi kosmik berkat adanya lapisan atmosfer dan medan magnet.

Dilansir dari laman theconversation.com, setelah astronaut keluar dari atmosfer Bumi, tubuh astronaut akan langsung terkena sinar kosmik galaksi yang ada di galaksi luas.

Sinar kosmik galaksi merupakan sisa-sisa dari supernova yang memicu radiasi angkasa dengan proton dan inti helium yang dikeluarkan oleh Matahari.

Hal yang paling dikhawatirkan dari terjadinya pancaran radiasi adalah efeknya bagi kesehatan otak para astronaut.

Studi terbaru yang dilakukan pada tikus, paparan dari sinar kosmik ini berisikotinggi merusak fungsi otak dan memicu gangguan kognitif.

Meski belum dicoba pada manusia, namun ada kemungkinkan bahwa efek yang sama akan dialami oleh otak manusia yang melakukan penjelajahan ke ruang angkasa.

Lalu, seperti apakah efek perjalanan ruang angkasa bagi kesehatan dan fungsi otak astronaut?

Baca Juga: Apa yang Terjadi Jika Manusia Terlalu Lama Berada di Ruang Angkasa?