GridKids.id - Stunting atau perawakan pendek masih menjadi problem di banyak negara berkembang, termasuk Indonesia.
Jadi apa yang dimaksud dengan stunting ?
Stunting biasanya terjadi pada anak usia dibawah 5 tahun dan akan terlihat pada saat menginjak usia 2 tahun.
Stunting adalah istilah dalam kedokteran untuk menggambarkan kondisi pertumbuhan anak yang terhambat karena kekurangan gizi atau kesehatan yang buruk.
Karenanya, kondisi ini kerap jadi indikator utama malnutrisi pada anak.
Melansir Kompas.com, stunting adalah kondisi kronis lantaran kurangnya asupan gizi dalam waktu lama pada seseorang.
Dikutip dari laman resmi World Health Organization (WHO), malnutrisi mengacu pada kekurangan, kelebihan, atau ketidakseimbangan nutrisi seseorang.
Istilah ini dibagi menjadi tiga kelompok besar, antara lain:
- Kekurangan gizi yang meliputi wasting (berat badan lebih rendah dibanding tinggi badan), stunting (tinggi badan rendah tidak sesuai umur), dan kurus (berat badan rendah di bawah standar).
- Malnutrisi terkait mikronutrien karena defisiensi (kekurangan vitamin dan mineral) atau kelebihan mikronutrien.
- Kelebihan berat badan dan obesitas.
Baca Juga: Salah Satunya Cegah Stunting, Ini 7 Manfaat Protein pada Anak
Sedikitnya, ada tujuh pemicu stunting. Tetap diingat, stunting bahkan bisa terjadi bahkan ketika anak berada dalam kandungan ibuTetap diingat, stunting bahkan bisa terjadi tatkala anak berada dalam kandungan ibu.Di masa kehamilan, kondisi ibu yang kekurangan gizi dalam waktu menjadi penyabab anak mengalami stunting.Berikutnya, anak stunting bisa terjadi gegara pola asuh kurang efketif, pola makan dengan asupan gizi rendah, sedikitnya perawatan bayi usai ibu melahirkan, serta adanya tekanan darah tinggi maupun gangguan mental pada ibu.Gejala Stunting
Kondisi stunting dapat dilihat dari 1000 hari awal kehidupan anak. Sebab hingga usianya dua tahun, anak-anak rentan mengalami gangguan pertumbuhan, terutama tinggi badan tidak normal.Berikut tanda-tanda stunting : 1. Pertumbuhan Melambat
Perkembangan pertumbuhan anak terganggu dan kecepatan normalnya tidak sesuai dengan seusianya.
Tidak hanya tinggi, hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan gigi dan tulang yang tidak signifikan, bentuk wajah yang tidak sesuai dengan anak lainnya, serta gangguan neurologis.2. Pemalu
Baca Juga: Tema Hari Gizi Nasional 2022: Aksi Bersama Cegah Stunting dan Obesitas
Seiring waktu, gangguan neurologis menurunkan fungsi memori dan fokus anak ketika belajar.
Anak cukup sulit konsentrasi, dan itu juga berpengaruh pada cara berkomunikasi.
Karenanya, anak berumur 8-10 tahun pengidap stunting tampak lebih pendiam dan pemalu sehingga tak banyak interaksi yang ia lakukan dengan lingkungan di sekitarnya.3. Berat Badan Menurun
Berat badan juga tak mengalami perkembangan atau malah menurun juga termasuk stunting.
Gejala ini biasanya disebabkan oleh kalori yang terbakar dengan mudah, tidak menyantap makanan sehat, atau rendahnya metabolisme tubuh.
Akibatnya, anak mudah sakit dan keterlambatan masa pubertas bagi perempuan.Mengutip dari BKKBN, hasil dari audit stunting dapat dijadikan pembelajaran dan diharapkan tidak ada lagi muncul yang serupa.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.