Find Us On Social Media :

Sejarah Bulan Masehi, Penanggalan yang Sudah Ada Sejak Era Julius Caesar

Penanggalan kalender Masehi ditemukan dan mulai digunakan sejak era pemerintahan Julius Caesar, pada 1582 M.

GridKids.id - Kids, enggak terasa kita sudah melewati pertengahan bulan Januari, nih.

Tiap harinya kita terbiasa mengecek kegiatan kita dan mencocokannya dengan tanggal dan hari yang terus berjalan.

Penanggalan bisa dicek dengan sistem kalender yang memuat hari, tanggal, minggu, bulan, hingga tahun.

Lewat penanggalan itu juga kita semua bisa mengetahui peringatan hari-hari besar perayaan agama, hingga hari libur nasional.

Nah, kali ini kamu akan diajak mengenal tentang kalender bulan masehi yang setiap hari kita gunakan sepanjang tahun.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kalender merupakan daftar hari dan bulan dalam rentang setahun; penanggalan; almanak, takwim, jadwal kegiatan si suatu perguruan atau lembaga.

Kalender biasanya digunakan penanda tanggal dan hari-hari penting, tapi beberapa kalender juga biasanya punya fungsi sebagai dekorasi ruangan atau kamar.

Lalu, apa sih yang dimaksud dengan konsep kalender Masehi yang setiap hari kita gunakan sepanjang tahun?

Yuk, simak uraian penjelasan lengkapnya dalam paragraf di bawah ini.

Kalender Bulan Masehi

Kalender bulan Masehi dihitung berdasaran waktu perputaran bumi mengeliling matahari atau Revolusi Bumi.

Baca Juga: 12 Nama Bulan dan Jumlah Hari dalam Kalender Masehi, Apa Saja?

 Inilah yang membuat tahun Masehi dikenal juga dengan tahun Matahari atau tahun syamsiah.

Hitungan satu hari yaitu 24 jam didasarkan pada jumlah waktu yang diperlukan Bumi untuk berotasi atau mengelilingi porosnya sendiri.

Kalender Masehi dikenal juga sebagai kalender Gregorian yang diperkenalkan pertama kali pada 1582 dan digunakan di benua Eropa.

Satu kali masa revolusi Matahari berlangsung selama satu tahun sama dengan 365,25 hari namun ditetapkan pada era pemerintahan Julius Caesar menjadi 365 hari.

Sisa 0.25 hari yang tersisa selama empat tahun akan ditambahkan ke bulan Februari yang hanya memiliki 28 hari dalam perhitungannya.

Dari sinilah dikenal perhitungan tahun kabisat, yaitu tahun di mana Februari punya 29 hari dalam hitungan bulannya.

Fakta menarik yang perlu kamu ketahui bahwa ketika tahun kabisat terjadi biasanya tahun itu akan habis jika dibagi empat, misalnya 2008, 2012, 2016, 2020, 2024, dst.

Fakta yang perlu kamu tahu, bahwa tahun kabisat hanya jatuh pada tahun 2000-an, tapi enggak terjadi pada tahun 1900, 1800, 1700-an karena sistem penanggalan ini enggak sinkron dengan musim dalam setahun.

Hal ini mendorong Paus Gregorius XIII membuat penanggalan baru bekerja sama dengan Aloysius Lilius dan Christoper Clavius untuk mengembangkan kalender baru selama lima tahun.

Sistem penanggalan yang diciptakan oleh kerjasama Paus Gregorius XIII dan ahli-ahli astronomi itu bisa diterima baik di Italia, Spanyol, dan Portugal, dan disusul oleh Inggris dan Amerika pada pertengahan abad-18.

Berikut ini adalah rincian jumlah hari dalam 12 bulan dalam penanggalan tahun Masehi, di antaranya:

Baca Juga: 12 Nama Bulan dan Jumlah Hari dalam Kalender Masehi, Apa Saja?

Nah, itulah sejarah dari penanggalan Masehi dan juga nama-nama serta jumlah harinya, Kids.

----

Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.