Find Us On Social Media :

Diperkirakan Berusia 13,8 Miliar Tahun, Bagaimana Cara Astronom Menentukan Usia Alam Semesta?

Usia Bumi diperkirakan 4,5 Miliar tahun, sedangkan usia alam semesta diperkirakan 13,8 Miliar tahun. Bagaimana cara astronom mengetahuinya?

GridKids.id - Kids, umur Bumi yang kita tinggali ini diperkirakan sekitar 4, 543 miliar tahun. Lalu, berapakah umur alam semesta yang sangat luas?

Dilansir dari infoastronomy.org, alam semesta tempat segala galaksi dan objek langit berada berusia sekitar 13,8 miliar tahun.

Sebuah perhitungan usia yang sangat lama dan sulit terbayangkan berapa lama waktu yang diperlukan bahkan untuk menghitungnya.

Lalu, bagaimana para astronom bisa mendapatkan angka untuk menyatakan usia alam semesta?

Ternyata logikanya cukup sederhana, setidaknya alam semesta haruslah lebih tua dari benda alam semesta tertua yang berhasil dilacak manusia.

Inilah yang membuat para astronom memiliki misi untuk berburu bintang-bintang kuno sebagai upaya menemukan berapa usia alam semesta ini.

Bintang dalam sebuah gugus bintang biasanya akan lahir atau tercipta di waktu yang bersamaan.

Nah, usia gugus bintang bisa diketahui secara tepat dengan mencari titik balik deret utama.

Fase terpanjang dalam kehidupan bintang dihabiskan untuk mengubah hidrogen menjadi helium, dan selama fase ini berlangsung bintang akan ada di fase deret utama.

Bintang yang terbentang di alam semesta pada fase ini akan jauh lebih panas dan pijarnya akan jauh lebih terang.

Lalu setelah bintang kehabisan hidrogen untuk berpijar, bintang akan mulai berubah dingin dan meninggalkan fase deret utama sebelum berubah jadi bintang super raksasa, kerdil putih (white dwarf), atau bahkan berubah jadi lubang hitam (black hole).

Baca Juga: Bumi Makin Tua, Benarkah Sudah Ditemukan Planet Laik Huni untuk Masa Depan?

Cara Menemukan Usia Alam Semesta Menurut Astronom

Pengetahuan manusia tentang evolusi bintang bisa memperkirakan seberapa lama sebuah bintang akan membakar hidrogen pada satu fase deret utama.

Bintang terbesar di tata surya adalah Matahari yang juga bintang yang punya massa rendah dan sudah membakar hidrogen selama hampir 5 miliar tahun dan diperkirakan akan terus melakukannya untuk 4-5 miliar tahun lagi.

Bintang yang lebih masif daripada Matahari akan cenderung menghabiskan waktu melalui fase deret utamanya lebih singkat.

Hal ini disebabkan karena mereka membakar hidrogen lebih banyak dan juga dalam durasi yang cepat.

Para astronom meneliti usia bintang pada gugus bintang, para astronom bisa mengetahui usia gugus bintang tertua yang bisa diamati manusia berusia sekitar 11-13 miliar tahun, sehingga diperkirakan alam semesta berusia lebih tua dari itu.

Salah satu cara untuk mengetahui usia alam semesta adalah dengan mengamati white dwarf atau kerdil putih.

Kerdil putih adalah benda yang ada di alam semesta dan sangat padat, memiliki ukuran seperti bumi tapi memiliki massa setara dengan Matahari.

Kerdil putih terbentuk ketika bintang yang bermassa rendah seperti Matahari sudah mencapai akhir kehidupannya.

Bintang ini enggak akan meledak tapi hanya akan mengeluarkan lapisan terluarnya dan meninggalkan intinya saja menjadi kerdil putih.

Nah suhu bintang kerdil putih ini bisa memberi tahu sudah berapa lama bintang ini mengalami pendinginan, temuan teleskop Antariksa Hubble menemukan kerdil putih tertua berusia sekitar 12-13 miliar tahun.

Dari sinilah sepertinya perkiraan astronom tentang usia alam semesta sepertinya mengarah ke hasil yang sama seperti pengamatan tentang gugus bintang tertua di alam semesta.

 ----

Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.