Minyak bumi yang belum diolah awalnya berbentuk cairan hitam dan lengket dengan kandungan senyawa hidrokarbon yang bisa terbakar, sulfur, nitrogen, dan oksigen.
Minyak bumi terbentuk dari makhluk hidup yang sudah mati jutaan tahun lalu dan terjebak dalam ruangan di Bumi yang tertutupi oleh batuan dalam tanah di dasar laut.
Inilah yang membuat proses pengambilan minyak bumi harus melalui proses pengeboran dan pemompaan untuk mengeluarkannya.
Minyak bumi yang sudah dipompa ini lalu disalurkan lewat pipa, truk, atau kapal minyak untuk diproses lebih lanjut di kilang minyak.
Setelah sampai di kilang minyak inilah akan dilakukan proses penyulingan minyak bumi yang melalui proses pemanasan untuk memisahkan komponen penyusun minyak buminya berdasar titik didih.
Eksploitasi berlebihan pada minyak bumi bisa membawa dampak negatif bagi lingkungan hidup di Bumi, khususnya jika proses penambangan minyaknya dilakukan di daratan.
2. Pengolahan Batu Bara
Batu bara merupakan bahan bakar fosil berbentuk padat yang terbentuk dari beberapa tahapan dan berasal dari tanaman yang terkubur sekitar 300-400 tahun yang lalu dan terpapar panas tinggi dan tekanan selama jutaan tahun.
Sejak dulu batu bara sudah digunakan secara luas untuk menghasilkan panas dan listrik, termasuk di Indonesia.
Dalam dunia industri, batu bara sudah digunakan sebagai sumeber energi dalam proses pembuatan baja, semen, dan produk-produk lainnya.
Tiga negara terbesar dalam pembakaran batu bara adalah Cina, Amerika Serikat, dan India sekaligus sebagai penyumbang emisi gas penyebab hujan asam yang berpotensi menyebabkan penyakit pada manusia.
Baca Juga: 10 Daftar Negara Tujuan Indonesia untuk Mengekspor Batu Bara