Find Us On Social Media :

Kembali Temukan Kasus COVID-19 Baru, Wuhan Kembali Lockdown

Ilustrasi lockdown.

GridKids.id - Saat ini, pandemi COVID-19 masih juga belum berakhir.

Pada beberapa negara, kasus virus corona sudah menurun dan bisa diatasi dengan baik.

Namun di negara-negara lain, tak sedikit juga yang melaporkan naiknya kasus.

Bahkan, COVID-19 subvarian baru kembali ditemukan dan disebut jadi penyebab lonjakan kasus, yaitu Omicron XBB.

Omicron XBB pertama terdeteksi di Singapura dan Amerika Serikat pada bulan Agustus 2022.

Subvarian Omicron XBB mengakibatkan Singapura mengalami lonjakan infeksi COVID-19.

Diperkirakan gelombang COVID-19 varian Omicron XBB akan mencapai puncak pada pertengahan November.

Subvarian Omicron baru ini dilaporkan sudah terdeteksi di 24 negara, termasuk Indonesia.

Ternyata, munculnya kasus-kasus baru ini juga terjadi di Wuhan.

Kasus Baru di Wuhan

Wuhan lockdown lagi dan hampir satu juta orang di distrik Jiangxia diperintahkan untuk tetap di rumah selama tiga hari.

Baca Juga: Sudah Terdeteksi di Indonesia, Ini 11 Gejala COVID-19 Omicron XBB

Sebanyak empat kasus tanpa gejala terdeteksi di Wuhan, kota lokasi COVID-19 kali pertama tercatat.

China menerapkan strategi "nol COVID", termasuk pengujian massal, aturan isolasi yang ketat, dan lockdown lokal untuk menekan penyebaran COVID-19.

Kebijakan ini mengakibatkan kematian yang jauh lebih sedikit daripada di banyak negara lain.

Namun, strategi tersebut ditentang banyak orang karena bisnis-bisnis terus tertekan.

Wuhan Kembali Lockdown

Di Wuhan yang berpenduduk 12 juta orang, pengujian rutin menemukan dua kasus tanpa gejala pada Rabu (26/10/2022).

Sebanyak dua kasus lagi ditemukan melalui pelacakan kontak, dan tak lama setelah perintah lockdown diterapkan, lapor BBC pada Jumat (28/10/2022).

Wuhan pada awal 2020 adalah kota pertama yang menerapkan lockdown ketat.

Pada saat itu, dunia dikejutkan oleh ketatnya lockdown, tetapi akhirnya banyak kota dan negara yang juga mengikutinya.

Bulan lalu, Shanghai dengan hampir 25 juta penduduknya, akhirnya keluar dari lockdown ketat selama dua bulan.

Semakin banyak perusahaan China dan lini produksi pabrik mempertahankan sistem loop tertutup untuk menghilangkan COVID-19 sepenuhnya.

Baca Juga: Jangan Khawatir, Ini 5 Cara Mencegah Penularan COVID-19 Varian Omicron XBB

Guna menjaga ekonomi tetap terbuka, para pegawai diharuskan tinggal sementara di tempat kerja untuk meminimalkan kontak antara pekerjaan dan rumah.

COVID-19 China mencatatkan lebih dari 2,2 juta kasus dan 14.720 kematian sejak pandemi dimulai pada 2019, menurut Universitas Johns Hopkins Amerika Serikat.

(Penulis: Aditya Jaya Iswara)

-----

Ayo kunjungiadjar.iddan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.