Find Us On Social Media :

Mengenal Nasakom, Ideologi Politik Presiden Soekarno Era Orde Lama

Nasakom adalah ideologi politik yang dicetuskan oleh Presiden Soekarno pada masa demokrasi Terpimpin (1959-1965).

Meski berat hati, sosok dwi tunggal akhirnya berpisah di tengah jalan karena perbedaan pandangan politik yang tak bisa didamaikan.

Penerapan demokrasi terpimpin, mewujudkan penyatuan tiga kekuatan politik yang mendukung posisi politik Presiden Soekarno ketika itu.

Pemberlakuan Ideologi Nasakom pada Era Orde Lama

Nasakom menaungi tiga kelompok politik utama dalam kehidupan politik Indonesia pada era Orde lama, yaitu PNI, Masyumi dan NU, juga PKI.

Presiden Soekarno bahkan menyatakan bahwa ideologi Nasakom adalah wujud dari Pancasila dan UUD 1945 dalam jalannya kegiatan politik Indonesia.

Sehingga siapa yang menganut pancasila dan patuh pada UUD 1945 haruslah juga menerima konsep nasakom, dan jika ada penentangan terhadap Nasakom sama halnya dengan menentang Pancasila dan konstitusi.

Presiden Soekarno terus mengampanyekan ideologi nasakom tak hanya pada masyarakat Indonesia, tapi membawa konsep ini ke forum internasional.

Misalnya dalam Sidang Umum PBB pada 30 September 1960 di New York, Presiden Soekarno menyampaikan pidato umum berjudul "To Build the World a New".

Lewat Nasakom, Presiden Soekarno menawarkan konsep tata dunia baru yang mencoba mewujudkan keadilan sosial yang terinspirasi dari pemikiran politik Karl Marx.

Presiden Soekarno percaya bahwa segala konflik dan perpecahan yang terjadi di dunia bisa diatasi dengan meyakini bahwa ada tiga nilai yang harus diyakini dan dihormati, yaitu nasionalisme, agama, juga prinsip sosialisme.

Hingga mendekati akhir masa pemerintahannya pun, Presiden Soekarno tak hentinya menegaskan bahwa ideologi nasakom itu penting untuk mewujudkan bangsa yang besar, adil, dan makmur.

Baca Juga: Kebijakan Pelarangan Musik Ala Barat Masa Pemerintahan Orde Lama