GridKids.id - Kids, tahukah kamu bahwa pada era Orde Lama ada larangan tentang musik barat di Indonesia?
Presiden Soekarno adalah salah satu presiden Indonesia yang menaruh perhatian besar pada perkembangan kesenian di Indonesia, termasuk seni musik.
Indonesia pada awal-awal kemerdekaannya tak hanya berjuang menjaga kedaulatan dari campur tangan pihak asing , tapi juga berjuang melawan pengaruh Barat di bidang musik.
Perkembangan musik di Indonesia awal 1950-an dipengaruhi oleh musik-musik populer di negara-negara Barat seperti Amerika Serikat dan Inggris.
Ketika itu musik-musik populer seperti rock, pop, rock 'n roll, dan jazz mulai banyak digemari masyarakat Indonesia, mengawali persebaran musik populer di Indonesia.
Tak hanya terpaku pada pengaruh musik ala Barat, para pemuda Indonesia pada masa itu juga mulai meniru cara berpakaian ala orang Barat yang dilihat dari film-film produksi Barat yang mulai ditayangkan di Indonesia.
Hal ini mulai memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan musisi dan kelompok musik yang dipengaruhi gaya kebarat-baratan.
Fenomena ini mengundang reaksi Presiden Soekarno yang melihat bahwa tren budaya Barat ini bisa mengancam nasionalisme yang seharusnya diperkuat lewat berbagai bidang, termasuk kebudayaan.
Pada pidato Presiden Soekarno yang berjudul "Penemuan Kembali Revolusi Kita" dalam sidang "Manifesto Politik Republik Indonesia" 17 Agustus 1959 menghimbau agar segenap masyarakat mendukung terwujudnya kebangkitan semangat revolusi bangsa.
Himbauan ini mau tak mau menjadi salah satu peringatan untuk mulai menjaga jarak agar enggak terlalu menggandrungi musik yang berasal dari Barat karena bisa memengaruhi jati diri bangsa Indonesia yang memiliki adat ketimuran.
Pada akhirnya pelarangan musik Barat atau musik ngak-ngik-ngok tak sekedar jadi himbauan melainkan sebuah kebijakan di bidang sosial budaya masa orde lama.
Baca Juga: 4 Prinsip Dasar Kebijakan Luar Negeri Era Awal Orde Lama (1945-1949)
Dampak Pelarangan Musik Barat di Indonesia Masa Orde Lama
Kebijakan larangan mendengarkan atau mempopulerkan lagu-lagu atau musik ala Barat membuat beberapa grup musik Indonesia yang memiliki aliran musik ala Barat mengalami pencekalan.
Grup musik Indonesia yang kala itu terdampak kebijakan pemerintah orde lama ini misalnya KoesBros atau Koes Bersaudara (KoesPlus) yang bahkan sempat dipenjara karena enggak mengindahkan peraturan pemerintah ini.
Tak hanya beberapa pencekalan terhadap beberapa grup musik Indonesia yang memiliki influensi musik ala Barat, pelarangan musik Barat membawa dampak positif juga, lo, Kids.
Salah satu dampak positifnya adalah perkembangan seni musik Indonesia karena mulai meningkatnya kreatifitas para seniman musik Indonesia untuk menggubah berbagai lagu daerah menjadi musik-musik populer kala itu.
Pada masa itu berkembang lagu-lagu populer yang berasal dari lagu-lagu daerah, seperti lagu khas Sunda, lagu Betawi, lagu Maluku, lagu Minangkabau, dsb.
Tak hanya lagu daerah, lagu-lagu dengan tema perjuangan juga makin populer apalagi pada masa Indonesia sedang berkonfrontasi dengan negara tetangga, Malaysia.
Kebijakan melarang masuknya musik-musik asing ke Indonesia dipandang sebagai kebijakan mengisolasi diri.
Namun, nyatanya kala itu ada efek positif bagi terciptanya karya-karya anak bangsa yang sesuai dengan jati diri bangsa yang baru merdeka.
Dengan tetap menjaga jati diri bangsa dari pengaruh asing, bangsa Indonesia yang masih dalam upaya mencapai stabilisasi negara bisa lebih kuat dalam mengenali dan merengkuh jati diri bangsanya sendiri.
Jika jati diri bangsa sudah kuat dan terbangun dengan baik, pengaruh budaya asing tak lagi menjadi ancaman yang berarti bagi bangsa yang telah menyadari kebudayaan aslinya sendiri.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.