GridKids.id - Sejak tahun 2020 sampai sekarang, dunia mengalami pandemi COVID-19.
COVID-19 yang muncul di akhir 2019 ini memang sudah menyebar ke berbagai negara, Kids.
Banyak orang yang terinfeksi, bahkan sampai meninggal.
COVID-19 sudah menewaskan jutaan dan menginfeksi 606 juta orang sejak muncul pada akhir 2019.
Belum lagi varian yang terus muncul menyebabkan berbagai negara harus bolak-balik kewalahan.
Namun belakangan ini, kasus COVID-19 dikabarkan mengalami penurunan.
Bahkan berdasarkan data kasus, saat ini kasus COVID-19 di dunia menurun secara drastis sejak 2020.
Direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan kalau pekan lalu kasus turun ke level terendah sejak Maret 2020.
Jumlah kematian mingguan yang dilaporkan akibat COVID-19 juga mencapai angka terendah sejak Maret 2020.
Melihat data inilah, Dr Tedros mengatakan kalau akhir pandemi sudah ada di depan mata.
"Kami belum sampai di sana (akhir pandemi), tetapi akhir sudah di depan mata," kata Dr Tedros.
Baca Juga: Kemendikbud Akan Hentikan PTM Sementara Jika Ditemukan Kasus COVID-19
Langkah Penanganan Sudah Tepat
Epidemiolog asal Griffith University Australia, Bapak Dicky Budiman pun mengomentari hal ini.
Bapak Dicky mengatakan kalau informasi dari WHO tersebut adalah tanda kalau upaya yang dilakukan oleh dunia dalam menghadapi pandemi COVID-19 sudah tepat.
Menurutnya, ada dua tren positif akibat upaya pemerintah di berbagai negara dalam menghadapi COVID-19.
Upaya pertama adalah program vaksinasi, dan yang kedua adalah perubahan perilaku masyarakat di dunia.
Bahkan meski kasus infeksi di beberapa negara masih meningkat dan muncul subvarian baru, saat ini COVID-19 enggak menyebabkan tren keparahan.
Momentum yang Baik
Kondisi pandemi COVID-19 yang disebut sudah berada di akhir pendemi ini bisa jadi momentum yang baik bagi masyarakat dunia untuk meninggalkan pandemi yang sudah terjadi beberapa tahun belakangan.
Kalau momentum ini terlewat, justru membuat masyarakat semakin abai terhadap upaya pencegahan COVID-19, besar kemungkinan virus ini akan bermutasi ke dalam subvarian baru yang lebih berbahaya.
Sedangkan kalau momentum ini bisa dimanfaatkan dengan baik, enggak menutup kemungkinan status pandemi akan benar-benar segera berakhir.
Pihak WHO pun mengatakan hal serupa.
Baca Juga: Tak Hanya COVID-19 dan Cacar Monyet, Ini 15 Darurat Kesehatan yang Pernah Ditetapkan WHO
"Kalau tak mengambil kesempatan ini, kita menghadapi risiko lebih banyak varian, lebih banyak kematian, lebih banyak gangguan, dan lebih banyak ketidakpastian," ujar Dr Tedros.
Untuk mencegah risiko terburuk itu, WHO merilis 6 ringkasan kebijakan tindakan utama yang harus diambil semua pemerintah.
Dokumen-dokumen tersebut mencakup panduan tentang pengujian, vaksinasi, pengelolaan rumah sakit, langkah-langkah pengendalian infeksi di fasilitas kesehatan, pencegahan penyebaran informasi yang salah, dan keterlibatan masyarakat.
(Penulis: Alinda Hardiantoro)
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.