Peran Ibu Rasuna Said bagi Kaum Perempuan
Bagi Ibu Rasuna, pendidikan dan kemajuan kaum perempuan tak hanya terpaku pada jalur pendidikan.
Kaum perempuan harus turut aktif bersuara dengan berjuang dan ikut bergabung dalam politik dan menentukan nasibnya sendiri.
Perjuangan Ibu Rasuna Said dimulai ketika beliau bergabung dengan Sarekat Rakyat (SR) sebagai sekretaris cabang dan bergabung dengan Persatuan Muslim Indonesia (PERMI).
Dalam buku Sejarah Kecil Petite Histoire Indonesia, Bapak Rosihan Anwar menjuluki Ibu Rasuna sebagai Singa Minangkabau karena kepiawaiannya dalam berpidato.
Saking pandainya berpidato, Ibu Rasuna ditunjuk sebagai pelatih untuk memberikan kursus berpidato bagi anggota-anggota PERMI lainnya.
Isi pidato Ibu Rasuna dan anggota-anggota PERMI yang dilatihnya tergolong agresif terhadap pemerintah Hindia Belanda, sehingga cukup menghebohkan ketentraman sosial di kawasan Sumatra Barat kala itu.
Alhasil pada 1932, Ibu Rasuna sempat ditangkap dan dipenjarakan karena pemikiran-pemikiran kritis dan suaranya yang keras mengkritik pemerintah Hindia Belanda.
Ibu Rasuna Saida adalah sosok wanita pertama yang mengalami Speek Delict, yaitu hukum pemerintah Hindia Belanda yang menyatakan siapapun bisa dihukum jika bicara untuk menentang Belanda.
Peran Ibu Rasuna Said berlanjut ketika masa pendudukan Jepang hingga pasca kemerdekaan Indonesia.
Ibu Rasuna merupakan salah satu pendiri organisasi pemuda Nippon Raya dan bergabung sebagai DPR Republik Indonesia Serikat (RIS), juga menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung sejak 1959 hingga wafatnya pada 2 November 1965.
Ibu Rasuna Said yang tak berhenti berjuang untuk kaum dan bangsanya dianugerahi gelar pahlawan nasional pada 13 Desember 1974, namanya juga diabadikan sebagai nama jalan protokol di daerah Jakarta Selatan.
----
Ayo kunjungi natic.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani natic.id, dunia pelajaran anak Indonesia.