Find Us On Social Media :

Sejarah Pensil Warna, Awalnya Tak Digunakan untuk Mewarnai Gambar

Pensil warna awalnya enggak digunakan untuk mewarnai gambar tapi untuk menandai dan memeriksa sesuatu.

GridKids.id - Kids, siapa nih di antara kamu yang punya hobi mewarnai?

Ketika kamu melakukan kegiatan mewarna kamu biasanya akan menggunakan berbagai perlengkapan seperti pensil warna, krayon, hingga spidol.

Nah, kali ini GridKids akan mengajakmu belajar tentang sejarah dari pensil warna.

Siapa nih di sini yang mengoleksi banyak set pensil warna di rumah?

Pensil warna merupakan pensil yang memiliki inti pigmen berwarna dengan pelindungnya yang terbuat dari kayu.

Jika pensil yang biasanya kamu gunakan untuk menulis memiliki inti berupa grafit dan tanah liat, pensil warna biasanya memiliki inti yang terbuat dari pigmen, lilin, zat tambahan dan zat pengikatnya.

Ada juga beberapa pensil warna yang basisnya terbuat dari minyak hingga yang larut dalam air sehingga bisa membuat goresan seperti lukisan cat air.

Sejarah mencatat bahwa krayon yang terbuat dari lilin sudah digunakan sejak masa Yunani dan Romawi Kuno.

Pensil warna punya beberapa jenis tergantung penggunaannya, biasanya pensil warna artistik yang digunakan para seniman akan memiliki konsentrasi pigmen kelas tinggi daripada pensil warna yang dipergunakan oleh siswa-siswa di sekolah.

Tak hanya itu, pensil warna kelas tinggi ini juga disebut tahan terhadap cahaya, anti patah, dan bahkan kedap air.

Sedangkan pensil warna kelas skolastik punya kualitas yang lebih rendah dibanding pensil artistik.

Baca Juga: Apakah Kelebihan dan Kekurangan Pewarna Krayon? #AkuBacaAkuTahu

Pigmennya terbuat dari kualitas lebih rendah dan cukup mudah luntur, tapi dirasa lebih cocok karena bisa dihapus dan disesuaikan dengan kemampuan para pemula.

Sejarah Perkembangan Pensil Warna

Pensil warna pertama muncul pada sekitar abad ke-19 dan awalnya enggak dipergunakan untuk mewarnai, lo, Kids.

Pensil warna ketika itu digunakan untuk memeriksa dan menandai catatan.

Pada 1834, sebuah perusahaan Jerman bernama Staedler yang dimiliki oleh seseorang bernama Johann Sebastian Staedler menemukan pensil warna pastel minyak warna.

Pensil warna untuk karya seni diciptakan pada 1924 oleh Faber-Castell dan Caran d'Ache.

Langkah perusahaan Staedler itu lalu mendorong munculnya berbagai pabrik pensil warna lain didirikan pada dekade selanjutnya.

Yaitu pada akhir 1930-an hingga awal 1940-an, seperti misalnya Derwent, Progresso, Lyra Rembrandt, dan Blick Studio.

Pensil warna untuk pemakaian sendiri biasanya dipergunakan dalam dua teknik, yaitu layering dan burnishing.

Layering merupakan teknik yang biasanya dipergunakan ketika tahapan awal menggambar sebelum warna primer dibuat berlapis supaya mendapat campuran berbeda.

Sedangkan teknik burnishing dilakukan pada lapisan itu dengan menggunakan pensil warna yang terang, agar hasilnya terlihat mengkilat.

Penggunaan pensil warna untuk gambar standar biasanya dimanfaatkan dalam animasi karena dianggap lebih mudah dihapus daripada pensil grafit standar.

Selain itu, penggunaannya tentu lebih enggak mudah tercoreng.

 ----

Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.