Find Us On Social Media :

Hari Pramuka 14 Agustus, Begini Asal-Usul Munculnya Gerakan Kepanduan di Indonesia

Hari Pramuka di Indonesia diperingati 14 Agustus tiap tahunnya.

 Lahirnya JPO mendorong munculnya organisasi sejenis yang bernaung di bawah organisasi kebangsaan dan keagamaan yang muncul ketika itu, seperti Hizboel Wathan (Muhammadiyah), Wira Tamtama (Sarekat Islam), Nationale Padvinderij (Budi Oetomo), Jong Jawa Padvinderij (Jong Java Mataram).

Makin beragamnya gerakan kepanduan yang muncul saat itu punya corak yang sama yaitu pro dan mendukung kemerdekaan Indonesia dari jajahan pemerintah kolonial Belanda.

Corak organisasi inilah yang memicu pemerintah kolonial Belanda yang mulai melarang berjalannya organisasi kepanduan pro kemerdekaan untuk menggunakan nama "padvinder" atau "padvinderij".

Lalu, pada 1928, Bapak Haji Agus Salim akhirnya mengusulkan nama "pandu" dan "kepanduan" untuk mengganti nama organisasi yang sebelumnya dilarang oleh pemerintah kolonial Belanda.

Peleburan Organisasi Kepanduan di Indonesia (Timeline)

Selain penggunaan nama kepanduan, wacana untuk melebur berbagai gerakan kepanduan yang ada di Indonesia.

Namun, adanya perbedaan asas dari masing-masing organisasi membuat upaya peleburan organisasi menjadi enggak mudah.

Tapi, ada beberapa organisasi yang merupakan gabungan dari beberapa gerakan kepanduan, seperti Persaudaraan Antar Pandu-Pandu Indonesia (PAPI) di 1928 dan Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) di 1930.

Sewindu setelahnya PAPI dan KBI mengadakan pertemuan di Surakarta, Jawa Tengah, melatarbelakangi pembentukan Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI).

Pada 19-23 Juli 1941: Penyelenggaraan Perkemahan Kepandoean Indonesia Oemoem (Perkino) I, yang dilanjutkan dengan Perkino II pada 6 Februari 1943.

Baca Juga: Kenapa Seragam Pramuka di Indonesia Berwarna Cokelat? #AkuBacaAkuTahu