"Respon yang ditunjukkan anak-anak misalnya ada yang menangis, depresi, bahkan ada efek self-harm".
Ibu Rita menyarankan agar anak-anak yang menerima perilaku cyberbullying harus mengambil sikap atas perilaku yang diterimanya.
"anak-anak harus coba lebih tabah dan juga tegas merespon sikap teman-teman yang mengintimidasinya"
Ibu Rita melihat bahwa ada kemungkinan bahwa ada perbedaan antara bahasa tertulis yang ditemukan di platform media sosial atau online.
Anak-anak perlu lebih berani dalam mengonfirmasi perilaku-perilaku yang dirasa salah supaya enggak berlarut-larut dan membawa dampak yang enggak diinginkan.
Cyberbullying bisa meninggalkan efek trauma yang bertahan lama dan memengaruhi anak-anak dalam berbagai cara, seperti:
Secara mental, anak-anak akan terus merasa kesal, malu, bodoh, dan timbul rasa marah karena diperlakukan enggak adil.
Baca Juga: 7 Cara Ampuh Mencegah Perilaku Bullying di Lingkungan Sekolah
Secara emosional, bisa berdampak munculnya rasa malu dan kehilangan minat pada hal-hal yang disukainya.
Sedangkan secara fisik, anak-anak bisa mengalami kurang tidur sehingga muncul rasa lelah, gejala sakit perut hingga sakit kepala.
Perasaan diejek atau ditertawakan oleh orang lain bisa menyebabkan anak-anak menolak untuk membahas atau menyelesaikan permasalahan itu.
Dampak ekstrem yang bisa disebabkan dari perilaku cyberbullying ini bahkan bisa mendorong perilaku suicidal.
Tanda-Tanda Korban Cyberbullying
Anak-anak yang mengalami cyberbullying biasanya akan menunjukkan beberapa tanda-tanda, seperti:
- menunjukkan ciri-ciri depresi
- punya masalah trust issue sehingga selalu waspada dan kecurigaan pada orang lain
- sulit beradaptasi di lingkungan sekolah sehingga sulit fokus pada kegiatan pembelajaran.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.