Orang tua yang menerapkan pola strict parents dalam mendidik anak akan selalu memantau apa yang terjadi dan dialami oleh anaknya.
Tipe orang tua ini adalah yang akan selalu tahu apa yang dialami anaknya setiap waktu.
Meski ketat dan terkesan protektif, pola asuh strict parents ini akan membuat anak merasa dekat dengan orang tuanya.
Anak-anak yang tumbuh dalam didikan atau pola asuh strict parent akan tumbuh jadi anak yang paham tentang rasa memiliki dan kepedulian dengan orang lain.
Sedangkan, hal negatif yang bisa terjadi pada anak dengan pola didikan ini adalah tumbuhnya rasa takut dan ketergantungan anak pada orang tua.
Pada orang tua yang menerapkan pola asuh permissive akan membentuk anak yang berwawasan luas, mandiri, kreatif, dan percaya diri.
Anak diberi ruang yang bebas untuk melakukan eksplorasi dan diberi kepercayaan untuk mencoba apapun yang ingin dilakukannya.
Namun, anak-anak yang tumbuh dengan pola asuh permissive akan cenderung bersikap sesuka hati dan cukup egois.
Baca Juga: 5 Dampak Strict Parents pada Anak, dari Stres sampai Gangguan Perilaku
Sikap ini muncul karena anak-anak terbiasa bebas tanpa aturan yang jelas dari orang tuanya.
Sehingga, bisa ada potensi untuk jadi pembangkang dan bersikap agresif ketika dihadapkan dengan aturan di luar rumah.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa dari dua pola asuh anak di atas punya nilai positif dan negatifnya sendiri.
Pola asuh terbaik yang perlu diterapkan untuk membentuk karakter anak-anak yang unggul tak hanya akademis tapi juga punya kemampuan sosial adalah kombinasi keduanya.
Pola asuh ketika orang tua tahu kapan harus bersikap strict dan kapan bisa menerapkan aturan permissive adalah pola asuh paling ideal untuk mewujudkannya.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.