GridKids.id - Kids, bagaimana sikap kaum pergerakan terhadap penjajahan Jepang di Indonesia?
Sejarah mencatat, Jepang resmi mengambil alih pemerintahan di Indonesia dari Belanda usai penandatanganan Perjanjian Kalijati.
Perjanjian Kalijati yang terjadi pada tanggal 8 Maret 1942 silam di Kalijati, dekat Subang, Jawa Barat.
Perjanjian ini adalah tanda resmi menyerahnya Belanda terhadap Jepang di Perang Asia Timur Raya atau yang menjadi serangkaian dari Perang Dunia II.
Di dalam artikel ini, GridKids akan membahas mengenai bagaimana sikap kaum pergerakan terhadap penjajahan Jepang di Indonesia.
Lalu, bagaimana sikap kaum pergerakan saat Jepang masuk ke Indonesia? Berikut ini penjelasannya!
Sikap kaum pergerakan terhadap penjajahan Jepang adalah awalnya menyambut dengan baik.
Ya, kedatangan Jepang di Nusantara memunculkan harapan akan bantuan Jepang dapat mengakhiri penderitaan atas penjajahan Belanda.
Namun seiring tahun berlalu, Jepang memanfaatkan Indonesia untuk kepentingannya dalam perang.
Baca Juga: Kelas 6 SD: Pengaruh Masa Penjajahan pada Kehidupan Sosial Budaya di Asia Tenggara
Setelah tahu Indonesia dimanfaatkan oleh Jepang, maka para tokoh perjuang melakukan sebuah pergerakan.
Sikap Kaum Pergerakan Terhadap Penjajahan Jepang di Indonesia
Para pejuang melakukan perlawanan dengan memanfaatkan organisasi bentukan Jepang untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Apa saja organisasi bentukan Jepang yang dimanfaatkan Indonesia?
1. Heiho
Heiho merupakan pasukan bangsa Indonesia yang dibentuk oleh tentara pendudukan Jepang di Indonesia pada masa Perang Dunia II.
Organisasi ini dibentuk pada tanggal 2 September 1942 atas instruksi dari Markas Besar Angkatan Darat Jepang.
2. Pembela Tanah Air (PETA)
Tentara Sukarela Pembela Tanah Air atau PETA adalah kesatuan militer yang dibentuk Jepang di Indonesia dalam masa pendudukan Jepang.
Baca Juga: Kunci Jawaban Kelas 5 Tema 7, Peristiwa Kebangsaan di Masa Kolonialisme
PETA digagas oleh tokoh bernama Gatot Mangkoepradja yang mengirimkan surat kepada Gunseikan (pemimpin militer tertinggi Jepang) di Jakarta.
Isi surat tersebut, yaitu berupa permohonan dibentuknya pasukan pemuda lokal (Nusantara) untuk membela Tanah Air dari serangan Pasukan Sekutu dalam Perang Asia Timur Raya.
PETA pun terbentuk pada tanggal 3 Oktober 1943.
Selang dua tahun, PETA dibubarkan pada tanggal 19 Agustus 1945 setelah Jepang kalah melawan Sekutu dalam Perang Dunia II.
Kekalahan Jepang dari sekutu menyebabkan Vacuum of Power (Kekosongan kekuasaan yang terjadi di Indonesia di karenakan Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu.)
Pembubaran dan aksi pemberontakan PETA adalah tahap awal modal Indonesia untuk mencapai hak Kemerdekaan.
Nah, itu dia, Kids, pembahasan mengenai bagaimana sikap kaum pergerakan terhadap penjajahan Jepang di Indonesia.
Yuk, selalu hargai dan menghormati jasa para pahlawan yang membela bangsa ini!
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.