Find Us On Social Media :

Tren Food Delivery, Awalnya Hanya untuk Para Bangsawan #AkuBacaAkuTahu

Ilustrasi kurir jasa antar makanan sedang menyampaikan pesanannya ke rumah pemesan.

GridKids.id - Kids, kamu pasti pernah sekali waktu membeli makanan dengan layanan pesan antar atau food delivery.

Apalagi di masa-masa ketika ruang gerak terbatas selama Pandemi COVID-19 beberapa waktu ke belakang.

Namun, tahukah kamu seperti apa sejarah dari layanan pesan antar makanan atau food delivery yang menjadi tren di masa kini?

Ternyata tren layanan jasa antar makanan ini sudah dikenal sejak lama, lo.

Jika ditarik cerita sejarahnya, hal ini mungkin terinspirasi dari sebuah momentum pada abad ke 19, yaitu pelayanan untuk Raja dan Ratu Italia yang ketika itu berkunjung ke wilayah Napoli untuk menemukan kuliner lokal yang mereka sukai.

Dari situlah tren mengantar makanan mulai berkembang ke benua lainnya, seperti di Amerika.

Budaya menyantap kuliner khas lalu dibawa ke negara asal dari para pendatang, hal ini mau enggak mau merubah pola konsumsi masyarakat ketika itu.

Enggak sulit untuk membayangkan segala hal bisa dipesan dan dibeli hanya dari ponsel tanpa harus keluar rumah seperti saat ini.

Namun, seperti apa sejarah dan perkembangan dari layanan pesan antar makanan atau food delivery di masa lalu? Simak uraian lengkapnya di bawah ini, yuk!

Baca Juga: Jadi Menu Pesan Antar Paling Populer, Jjajangmyeon Ternyata Bukan Kuliner Asli Korea Selatan?

Sejarah Perkembangan Food Delivery

Food delivery pertama melibatkan pelayanan untuk kalangan bangsawan yaitu Ratu Italia yang ketika itu sedang berkunjung ke wilayah Napoli, Italia, tapi jatuh sakit dan enggak bisa berkunjung untuk mencicipi kulinernya sendiri.

Seorang pembuat pizza terkenal bernama Raffaele Esposito membuatkan sang Ratu pizza lezatnya yang terkenal. Pizza itu diberi keju mozarella dan taburan basil dan dinamai dengan nama sang Ratu yaitu Margherita.

Lalu pada paruh awal abad-20, bisnis restoran makanan Cina yaitu Kafe Kin Chu mulai mengembangkan jasa pelayanannya dengan menyediakan opsi take away dan delivery makanannya.

Namun, itu enggak bertahan terlalu lama karena beberapa tahun ke depan dunia mulai kesulitan bertahan ketika memasuki masa depresi ekonomi pada 1930.

Migrasi pasca masa perang dunia II membawa pengaruh pada pola hidup dan kebiasaan berbelanja makanan orang-orang di masa itu.

Kehidupan di pinggiran kota yang membatasi kegiatan para imigran mulai mendorong kebiasaan makan sambil menikmati tayangan televisi.

Hal ini lalu dimanfaatkan oleh pemilik restoran untuk menawarkan layanan pesan antar makanan dengan pembelian tertentu, hal ini ternyata berhasil meningkatkan keuntungan bisnis hingga 50%.

Kini makanan pesan antar bukan menjadi sesuatu yang aneh dan enggak biasa.

Saking umumnya kadang kita malah bingung menentukan akan makan apa hari ini ketika melihat-lihat rekomendasi ketika melihat daftar menu di aplikasi pemesanan makanan.

 ----

Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.