Oleh sebab itulah temuan varian ini diberi nama Deltacron. Ia menemukan 25 kasus mutasi.
Selanjutnya temuan tersebut dilaporkan dan dikirimkan ke Global Initiative on Sahring All Influenza Data (GISAID) pada 7 Januari untuk melacak mutasi varian Deltacron.
Pada awalnya temuan varian ini dianggap sebagai kesalahan laboratorium dan bukan varian baru yang mengkhawatirkan dunia.
Varian Deltacron Terdeteksi di Sejumlah Negara
Terkait varian Deltacron belum ditemukan kasus yang berat.
Sejumlah kasus yang ditemukan juga terbatas yaitu 39 kasus.
Penyebaran varian Deltacron terdeteksi di sejumlah negara, seperti Denmark, Prancis, dan Belanda.
Baca Juga: Memiliki Daya Penularan Tinggi, Inilah Organ Tubuh yang Diserang COVID-19 Varian Omicron
Menurut Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA), terdapat sekitar 30 kasus terinfeksi Deltacron di Inggris.
Sementara menurut ilmuwan Institut Pasteur Etienne Simon-Loriere, mengungkapkan bahwa ada kemungkinan rekombinan varian Deltacron yang dilaporkan di Inggris dan Amerika Serikat serta menggabungkan bagian berbeda dari virus induknya.
Ditambahkan juga bahwa masih ada kemungkinan varian tersebut berbeda dengan varian Deltacron yang terlihat di Prancis.
Dari penelitian tersebut banyak terdeteksi varian Deltacron di Inggris.
Itulah informasi mengenai varian Deltacron yang banyak terdeteksi di Inggris dan masih dilakukan penelitian lebih lanjut.
-----
Ayo kunjungiadjar.iddan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.