Sementara di tahun 1880 Dr. Henry Faulds seorang ahli beda keturunan Skotlandia mencetuskan metode sidik jari dalam bidang forensik.
Forensik adalah cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan penerapan fakta medias pada masalah hukum, Kids.
Pertama kali Faulds menetapkan klasifikasi pertamanya, yaitu sidik jari yang tertinggal di dalam botol.
Selanjutnya ia menawarkan metode tersebut kepada Metropolitan Police di London namun ditolak.
Enggak berhenti di situ, Faulds kemudian menulis surat terkait metode sidik jari kepada Charles Darwin.
Setelah itu, Darwin memberikan informasi metode sidik jari kepada sepupunya yang bernama Francis Galton.
Nah, selama 10 tahun Galton mempelajari metode sidik jari.
Baca Juga: Sering Mengalami Trigger Finger? Coba 3 Cara Ini untuk Mengatasinya
Galton berhasil menerbitkan identifikasi sidik jari dan model analisis secara mendetail.
Bahkan ia juga menggunakan dalam ilmu forensik dalam bukunya 'Finger Print'.
Enggak hanya itu saja, Galton juga telah memperhitungkan kemungkinan adanya "false positive".