Find Us On Social Media :

Puisi Lama: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Jenisnya, Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA

Puisi adalah salah satu jenis karya sastra yang sangat populer dan masih terus berkembang sampai hari ini.

GridKids.id - Kids, kamu pasti enggak asing dengan salah satu karya sastra populer yaitu puisi.

Kamu bisa menemukannya dalam rubrik tertentu di berbagai media cetak, kumpulan puisi baik cetak maupun online.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi atau sajak adalah ragam sastra yang bahasanya terikat irama, mantra, rima dan penyusunan larik juga bait.

Puisi biasanya adalah ungkapan perasaan penulisnya, bisa berkaitan dengan pengalaman ataupun kesan yang dituliskan dengan kiasan-kiasan dan bahasa yang indah dan berima sehingga enak untuk dibaca.

Karya sastra puisi terbagi menjadi dua jenis yaitu puisi lama dan puisi modern atau baru.

Puisi lama dikenal memiliki ketentuan dan keteraturan, sedangkan puisi baru atau modern memiliki kesan sebaliknya yaitu bebas tanpa terpaku pada aturan tertentu. Jenis puisi ini diketahui sudah ada sejak dahulu kala.

Nah, dalam kesempatan kali ini kamu akan diajak untuk mengenal tentang pengertian, ciri-ciri, dan jenis-jenisnya. Simak langsung uraian lengkapnya di bawah ini, ya!

Ciri-Ciri Puisi Lama

Jenis karya sastra puisi ini masih terikat dengan kaidah penulisan tertentu yang menjadikan adanya tembok pembeda yang nyata antara puisi lama dengan puisi modern.

Baca Juga: Puisi: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contoh Soal Beserta Penjelasannya

Beberapa aturan puisi lama di antaranya, seperti jumlah kata, jumlah suku kata tiap barisnya biasanya dua hingga empat atau lebih, jumlah baris dalam setiap bait, rima, hingga irama.

Biasanya jenis karya sastra puisi ini enggak pernah diketahui siapa pengarang aslinya. Selain itu, penyampaiannya biasanya dari mulut ke mulut sehingga sering juga disebut sebagai sastra lisan.

Jenis-Jenis Puisi Lama

Puisi lama terbagi menjadi 7 jenis atau macamnya, yaitu:

1. Pantun

Pantun adalah salah satu jenis karya sastra puisi lama yang paling populer dan banyak dikenal masyarakat.

Hingga hari ini penggunaannya masih sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya untuk upacara adat pernikahan di Betawi.

Pantun memiliki ciri-ciri, seperti bersajak a-b-a-b, dalam 1 baitnya terdiri dari 4 baris dan dalam satu barisnya terdiri dari 8-12 suku kata.

Baris pertama dan keduanya berisi sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempatnya adalah isi dari pantun yang biasanya berupa nasihat atau amanat.

Baca Juga: Pantun: Pengertian, Jenis-Jenis Berdasarkan Isi dan Contohnya

2. Karmina

Karmina adalah salah satu karya sastra puisi lama yang digunakan sebagai media untuk menyatakan sindirian atau ungkapan langsung yang terdapat dalam bagian isi di bagian kedua karmina.

Karmina adalah pantun yang terdiri dari 4 baris dan tiap barisnya mengandung suku kata sebanyak 4 sampai 5 suku kata.

Seiring perkembangannya karmina berubah bentuk menjadi dua baris dengan suku kata tiap barisnya sebanyak 8-12 kata, dengan sajak a-a-b-b.

Baris pertamanya sebagai sampiran, sedangkan baris keduanya merupakan isi.

Di dalam karmina terkandung dua hal yang berlawanan, yaitu berisikan rayuan dan perintah. Tiap barisnya akan dibubuhi tanda koma, kecuali pada baris keempatnya atau baris terakhir.

3. Mantra

Mantra adalah satu-satunya jenis puisi lama yang tiap pengucapannya dianggap memiliki kekuatan magis yang sering digunakan dalam ritual atau upaya pengobatan.

Mantra adalah salah satu bentuk sastra lisan yang sampai hari ini masih dilestarikan oleh masyarakat lokal di berbagai wilayah di Indonesia.

Baca Juga: Ciri-Ciri Mantra dan Pengertiannya, Salah Satu Jenis Puisi Lama

Mantra dianggap sebagai tradisi leluhur yang disampaikan dalam bentuk sastra lisan. 4. Seloka

Karya sastra puisi lama yang berisikan perumpamaan atau kiasan yang bersifat sindiran atau gurauan.

Biasanya seloka ditulis dalam bentuk pantun atau syair yang menekankan pada rima atau persajakan.

Tiap baris dua dan empatnya pada bait pertama akan menjadi baris pertama dan ketiga pada bait selanjutnya.

Berulang seperti itu selanjutnya sehingga seloka dikenal juga sebagai pantun berkait. Seloka biasnya terdiri dari empat baris atau lebih, dengan sajak a-b-a-b.

Baris satu dan duanya adalah sampiran sedangkan baris tiga dan empatnya merupakan isi, dengan tiap barisnya terdiri dari 4 suku kata. Penulisannya berangkap namun tak tetap, sehingga rimanya bebas.

5. Talibun

Talibun adalah puisi lama yang mirip pantun karena punya sampiran dan isi, namun lebih dari empat baris (bisa enam hingga dua puluh baris). Memiliki irama seperti abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dan seterusnya.

Baca Juga: Perbedaan Puisi Lama dan Puisi Baru, Pengertian, Serta Ciri-cirinya

Jenis puisi lama ini sudah sangat jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari karena proses pembuatannya dianggap lebih sulit dibanding pantun biasanya.

Tiap barisnya terdiri dari 8-12 kata, dengan gaya bahasa yang luas dengan pengulangan berima.

Biasanya talibun berisikan penjelasan tentang suatu perkara yang terjadi pada suatu masyarakat.

6. Syair

Syair merupakan salah satu jenis puisi yang memiliki bentuk terikat, dengan berbagai aturan seperti misalnya tiap bait terdiri dari empat baris dan berisikan banyak kata-kata kiasan.

Dalam bait-bait itu memiliki makna atau isi, dengan jumlah kata pada tiap barisnya sejumlah 4-5 kata.

Jumlah suku kata dalam tiap barisnya terdiri dari 8 hingga 12 kata, dengan rima tetap yaitu a-a-a-a atau a-b-a-b.

7. Gurindam

Gurindam adalah jenis puisi lama yang tiap baitnya terdiri dari 2 baris dan memiliki kemiripan dengan pantun.

Baca Juga: Ciri-Ciri Puisi Gurindam Beserta Contohnya yang Perlu Kamu Ketahui

Namun, bedanya gurindam enggak memiliki sampiran, dua baris itu adalah bentuk hubungan sebab-akibat.

Tiap baris gurindam berjumlah sekitar 10-14 kata, dengan rima atau sajaknya A-A, B-B, C-C, dan seterusnya.

Bagian baris kedua pada gurindam berisi isi atau pesan yang ingin disampaikan oleh penulis atau pengarang gurindam.

Biasanya berisikan nasihat, kata mutiara, atau filosofi kehidupan untuk para pembacanya.

Itulah uraian tentang pengertian, ciri, dan jenis-jenis puisi lama yang perlu kamu ketahui.

Dari uraian di atas, beberapa jenis puisi lama masih bisa kita temukan digunakan dalam kehidupan sehari-hari hingga hari ini, misalnya pantun.

Karya sastra puisi lama bisa digunakan sebagai media edukasi dan pendidikan untuk generasi muda dengan kembali memperhatikan nasihat-nasihat leluhur yang mengajarkan nilai-nilai atau pedoman kehidupan yang baik.

Baca Juga: Contoh Puisi Lama Berupa Pantun dan Identifikasinya, Belajar dari Rumah TVRI 10 September 2020

 ----

Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.