GridKids.id - Kasus virus corona di Indonesia masih belum selesai, terlebih karena adanya varian baru Omicron.
Berdasarkan data dari Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 hingga Rabu (2/2/2022) pukul 12.00 WIB menunjukkan, ada penambahan 17.895 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Hal ini tentu mengkhawatirkan masyarakat dan juga pemerintah.
Virus corona varian Omicron dapat menyerang siapa saja, termasuk anak-anak.
Untuk itu, Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman, menyarankan agar pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di Jakarta dan sekitaranya dihentikan sementara.
Sebab, varian Omicron enggak hanya rawan bagi para lansia dengan penyakit komorbid, tetapi juga bagi anak-anak.
Omicron Rawan untuk Anak-Anak
"Omicron rawan bukan hanya untuk lansia, tapi juga anak-anak, khususnya yang di bawah 5 tahun. Ini serius. Makanya, saya selalu bicara untuk berhentikan PTM karena kita harus meminimalisasi kasus," ujar Bapak Dicky kepada Kompas.com.
Karena itu, Bapak Dicky meminta semua pihak terkait agar segera melakukan langkah taktis untuk mengurangi penambahan kasus.
Salah satunya adalah menghentikan PTM 100 persen sementara.
Baca Juga: Bisa Diamati dari Rumah, Jangan Lewatkan 5 Fenomena Langit pada Februari 2022
Menurut dia, saat ini pilihan terbaik bagi siswa, guru, dan orangtua adalah kembali melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ).