GridKids.id - Pada bulan Januari 2022, salju kembali turun di Gurun Sahara.
Gurun Sahara adalah padang pasir terbesar di dunia yang terletak di benua Afrika dan sudah berusia 2.5 juta tahun.
Selain itu, Sahara juga merupakan gurun terpanas di dunia.
Lalu, bagaimana salju bisa turun di sini, ya?
Bukan Pertama Kali
Salju di Gurun Sahara adalah fenomena yang enggak biasa, Kids. Namun, ini enggak terjadi pertama kali.
Fenomena pertama terjadi pada tahun 1979. Setelah itu, salju kembali turun di tahun 2017, 2018, dan yang terakhir terjadi tahun lalu, yaitu 2021.
Putihnya salju yang menyelimuti padang pasir memang terlihat indah dan unik.
Namun tahukah kamu? Ternyata, fenomena ini disebabkan oleh pemanasan global yang berbahaya untuk Bumi.
Baca Juga: Bukan Gurun Sahara, Ternyata Ini 3 Tempat Paling Panas di Bumi, Suhu Ekstrem yang Enggak Masuk Akal
Pemanasan Global
Fenomena alam ini diduga terjadi karena tekanan tinggi udara dengan suhu sangat rendah yang terkonsentrasi di wilayah gurun.
Lalu, mereka bereaksi dengan tingkat kelembaban yang tinggi sampai akhirnya menimbulkan salju.
Kepala di Federal Service for Hydrometeorology and Environmental Monitoring Rusia, Roman Vilfand mengungkapkan kalau perubahan iklim berperan dalam hujan salju Gurun Sahara.
Nah, cuaca ekstrem yang terus berulang saat ini salah satunya disebabkan oleh pemanasan global.
Sementara itu melansir Kompas.com, seorang ahli meteorologi senior AccuWeather, Eric Leister, mengatakan kalau sebenarnya peristiwa ini bukan hal yang luar biasa.
Ada beberapa wilayah enggak bersalju lainnya yang juga mengalami hal tersebut. Namun, hal ini tetap menarik untuk diteliti.
Jumlah atau volume salju yang turun di Gurun Sahara pun bervariasi.
Mulai dari badai salju yang mengganggu lalu lintas di tahun 1979, sampai hujan salju pada tahun 2018 dan menciptakan lapisan salju setebal 40 cm.
Baca Juga: Selain Gurun Sahara, Ini 5 Gurun Pasir yang Memiliki Wilayah Terluas dan Paling Unik di Dunia
Sebelumnya, Intergovernmental Panel on Climate Change PBB (IPCC) mengatakan kalau mengidentifikasi iklim yang ekstrem di wilayah gurun ini terhambat.
Hal yang menghambat adalah kurangnya data dan studi ilmiah terkait fenomena salju turun di Gurun Sahara.
Menurut IPCC, kondisi yang terkadang lebih panas, lebih kering, dan pola cuaca yang tak menentu terkait dengan krisis iklim di Afrika membuat suhu dan kelembapan Gurun Sahara cenderung berubah-ubah.
Baca Juga: Banyak yang Menganggap Hal Ini Fakta, Padahal Justru Kebalikannya, Kamu Salah Satu yang Percaya?
-----
Ayo kunjungiadjar.iddan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.