Find Us On Social Media :

Indonesia Sukses Kendalikan Pandemi COVID-19? Begini Kata Epidemiolog

Update Evaluasi PPKM yang diunggah pada laman resmi Kemenkominfo di Instagram.

GridKids.id- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyampaikan dalam unggahan Instagram resminya pada Senin (20/12/2021).

Dalam unggahan tersebut berisi bahwa evaluasi kegiatan PPKM menunjukkan bahwa kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia sudah terkendali.

Dalam unggahan tersebut disebutkan jumlah kasus positif sebesar 5.185 kasus (0,12%) dari keseluruhan kasus, dan data tersebut jauh di bawah rata-rata global yang mencatat angka 8,10%.

Selain itu, terdapat juga penurunan kasus positif mencapai 99,10% atau mendekati 100% dibanding kasus lonjakan kasus terbanyak yang terjadi pada 24 Juli 2021 lalu.

Sedangkan, kasus konfirmasi harian rata-rata 7 hari sebesar 208 kasus, angka tersebut konsisten dan memiliki kecenderungan untuk menurun dibanding situasi puncak kasus terbanyaknya yang terjadi pada 15 Juli 2021 lampau.

Baca Juga: Benarkah Varian Omicron Punya Gejala yang Lebih Ringan? Ternyata Begini Penjelasannya

Persentase angka kesembuhan juga mencapai 90, 49 persen dengan angka kematian yang rendah, yaitu sekitar 3,37%.

Lalu, seperti apa pandangan epidemiolog terhadap anggapan soal tren kondisi pandemi COVID-19 yang disebut sudah bisa dikendalikan? Yuk, simak uraian lengkapnya berikut ini.

Baca Juga: Update: WHO Ungkap 89 Negara Sudah Melaporkan Kasus Positif Omicron

Tanggapan Epidemiolog

Dilansir dari kompas.com, Bapak Dicky Budiman, Pakar epidemiologi dari Griffith University menyebut bahwa ada tiga patokan khusus untuk bisa menyebut kondisi pandemi sudah terkendali atau belum.

Tiga patokan itu adalah kriteria epidemiologi, kriteria sistem kesehatan, hingga kriteria surveilan tentang taraf kesehatan masyarakat.

Dicky mengungkap bahwa kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia belum bisa disebut terkendali, hal ini disebabkan oleh capaian baik itu harus bisa dipertahankan dan stabil dalam kurun waktu yang sudah ditentukan.

Selain itu, semua indikator bisa sinkron dan saling mendukung untuk mewujudkan sebuah lingkungan yang tertib, tetap taat protokol kesehatan, dan enggak gegabah ketika menerima progres atau kabar baik.

Menurutnya, ketika angka positif menurun harus tetap dibarengi dengan mempertahankan testing untuk tetap memantau bagaimana perkembangan dan kondisi di masyarakat.

Di Indonesia, fenomena menurunnya angka atau kasus positif dibarengi juga dengan menurunnya testing, sehingga kondisinya enggak bisa dikatakan saling sinkron atau mendukung.

Padahal tracing dan tracking tetap jadi poin penting dari proses menghadapi varian Omicron yang hingga kini sudah terdeteksi pada 3 orang pasien warga negara Indonesia ini.

Baca Juga: Memiliki Penularan yang Tinggi, Begini Gejala Tubuh yang Terinfeksi COVID-19 Varian Omicron

----

Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.