Sajak yang berkembang pada periode ini adalah sajak bebas yang enggak terikat dengan aturan jumlah atau baris, persajakan, maupun periodisitas.
Hal ini disebabkan karena karya angkatan 45 merupakan bentuk respon dari angkatan pujangga baru.
Karya-karya pada periode ini dimulai sejak Chairil Anwar mulai menuliskan puisinya yang berjudul "Deru Campur Debu" dan "Kerikil Tajam yang Terampas dan yang Putus".
Masuk ke tahun 1950-an, muncul puisi epik dan terkenal yaitu "Balada", dan masa ini berlangsung antara 1950-1960 yang dipelopori oleh W.S.Rendra.
Awal 1970-1990an mulai ditemukan penyair-penyair berbakat periode sastra khusus yaitu puisi dengan corak yang memiliki cirinya tersendiri.
Baca Juga: Mengenal Jenis Musikalisasi Puisi, Materi Bahasa Indonesia Kelas 8 SMP
Era ini mencapai perkembangan paling banyak dan beragam, para penyair yang terkenal pada masa ini seperti Sutardji Calzoum Bachri, Abdul Hadi Wm, Ibrahim Sattah, dan lain sebagainya.
Karya sastra di Indonesia mengenal dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda yaitu "poezie" untuk puisi, dan "gedicht" untuk sajak. Sama halnya dalam bahasa Inggris kita mengenal istilah poetry untuk puisi dan poem untuk sajak.
Baca Juga: Mengenal Unsur-Unsur Pembentuk Puisi, Materi Bahasa Indonesia Kelas 8