Find Us On Social Media :

Sejarah Sambal di Nusantara, Pelengkap Wajib Bersantap untuk Orang Indonesia

Keberadaan sambal tidak hanya untuk menggugah selera makan, tapi juga sebagai pengganti temperatur panas untuk melengkapi sajian nusantara yang termasuk makanan dingin.

GridKids.id — Keberadaan sambal enggak bisa dilepaskan sebagai pelengkap bersantap orang Indonesia.

Tiap daerah bahkan memiliki versi sambalnya sendiri dan beragam pula hidangan khas yang menggunakan sambal sebagai komponen utamanya.

Yap! Sambal memang identik dengan Indonesia.

Baca Juga: Makin Pedas Makin Nikmat, Ini 5 Sambal Asli Indonesia yang Paling Digemari Banyak Orang

Enggak ditemukan sambal seperti yang ada di Indonesia di negara-negara lainnya.

Sama halnya dengan keberadaan nasi sebagai makanan pokok, sambal sebagai pelengkap juga penting kehadirannya.

Orang Indonesia cenderung merasa ada yang kurang jika enggak ada sambal sebagai pelengkap santapan mereka.

Melansir Kompas.com, kuliner Nusantara memiliki sifat koud eten (hidangan dingin), sehingga pedasnya sambal enggak hanya memiliki fungsi menggugah selera makan tapi juga sebagai pengganti temperatur panas.

Cabai diperkenalkan ke Nusantara pada akhir abad ke-16 oleh orang-orang Portugis.

Namun, menurut arkeolog Titi Surti Nastiti, jauh sebelumnya cabai sudah menjadi komoditas perdagangan pada masa Jawa Kuno.

Baca Juga: Bukan Air Putih, Ini 5 Minuman yang Paling Ampuh Redakan Rasa Pedas di Mulut

Bahkan, dalam teks Ramayana dari abad ke-10, cabai disebut sebagai salah satu jenis makanan.

Fadly Rahman, ahli sejarah kuliner, dalam Jejak Rasa Nusantara menyebutkan, bahwa sambal pada abad ke-10 mungkin masih menggunakan cabe jawa (piper retrofractum).

Hal ini enggak sama jenisnya dengan cabai yang berasal dari Amerika yang baru diperkenalkan pada abad ke-16.

Keberadaan sambal juga populer di kalangan orang Eropa yang ketika itu memperkenalkan kebudayaan rijstaffel (set hidangan komplet berisikan nasi, lauk-pauk, dan sayuran khas Indonesia).

Menurut Sunjayadi, beberapa buku panduan pariwisata memuat peringatan pada para turis agar berhati-hati bila mengonsumsi sambal.

Hal ini dilakukan untuk memperingatkan efek yang bisa ditimbulkan jika terlalu banyak mengonsumsi sambal akan berefek pada pencernaan.

Namun, peringatan tersebut enggak menyurutkan nyali para turis yang penasaran untuk mencoba.

Beberapa mungkin awalnya enggak biasa dan perlu menyesuaikan diri, namun selebihnya malah berakhir menyukai sambal.

Baca Juga: Kumpulan Resep Aneka Sambal yang Enak dan Mudah Dibuat di Rumah

Hingga saat ini, keberadaan sambal masih tetap menjadi bagian yang enggak bisa ditinggalkan dari kebiasaan bersantap orang Indonesia.

----

Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.