Find Us On Social Media :

Perlu Diwaspadai, Ini Fakta Persebaran COVID-19 Varian Baru Lambda yang Menular Lebih Cepat

Ilustrasi menyebarnya COVID-19 varian lambda.

GridKids.id - Sudah lebih dari 18 bulan pandemi COVID-19 melanda dunia.

Mengenai ini, terdapat sejumlah berita mengenai varian baru yang muncul satu per satu menambah varian sebelumnya.

Beberapa mutasi virus, seperti varian alfa dan varian delta masing-masing ditemukan pertama di Inggris dan India.
 
Baca Juga: Kemenkes Fasilitasi Konsultasi Gratis untuk Pasien Isoman COVID-19 Lewat 11 Aplikasi
 
Diketahui, varian baru tersebut dinyatakan lebih mudah menular daripada virus sebelumnya dan terus mendominasi secara global.
 
Saat ini, muncul kembali varian baru yang dipantau oleh para ahli, yakni varian lambda.
 
Dilansir dari laman CNBC International, Sabtu (10/7/2021) berikut fakta mengnai varian terbaru dari virus COVID-19.
 
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Jalur Zonasi, Afirmasi, Prestasi, dan Perpindahan Tugas dalam PPDB Online Tahun 2021
 
Fakta COVID-19 Varian Baru Lambda
 

 
Pertama, varian lambda atau "C.37" telah menyebar dengan cepat di wilayah Amerika Selatan, khususnya di negara Peru.
 
Sampel virus tersebut paling awal didokumentasikan, yakni pada Agustus 2020.
 
Pada 14 Juni 2021, kasus terhadap varian baru ini semakin berkembang dan telah menyebar secara nyata.
 
Baca Juga: Mengenal Varian Baru Virus Corona Lambda yang Penularannya Disebut Lebih Cepat, Seperti Apa?
 
Kedua, Orgnaisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat dalam laporannya pada tangga 15 Juni lalu bahwa varian lambda telah terdeteksi di 29 negara.
 
Pihak WHO menyatakan "Pihak berwenang di Peru melaporkan bahwa 81 persen kasus COVID-19 yang diurutkan sejak April 2021 dikaitkan dengan lambda".
 
Menurut data Public Health England, saat ini varian lambda telah terdeteksi dalam kasus di 26 negara termasuk Eropa dan Amerika Selatan
Penelitian Lebih Lanjut dari WHO dan Badan Lainnya
 
WHO dan badan kemasyarakatan lainnya mencoba untuk memahami bagaimana varian ini jika dibandingkan dengan jenis virus lainnya.
 
Hal ini pun termasuk apakah itu bisa lebih menular dan kebal terhadap vaksin.

Pada pertengahan Juni, WHO mengatakan "lambda membawa sejumlah mutasi dengan dugaan implikasi fenotipik".

Baca Juga: Di Tengah Gelombang Baru COVID-19 Varian Delta, 6 Negara Ini Justru Sudah Bebas Masker

Artinya adalah potensi peningkatan penularan atau kemungkinan peningkatan terhadap antibodi tubuh seseorang.

Para peneliti harus memerlukan lebih banyak penelitian mengenai efek varian lambda terhadap kemanjuran vaksin.

Terutama, untuk vaksin yang tersedia secara rutin, yakni Sinovac, Pfizer-BioNTech, Moderna atau Oxford-AstraZeneca.

-----

Ayo kunjungiadjar.iddan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.