GridKids.id - Tahu enggak? Setelah dinyatakan sembuh, ribuan orang yang terinfeksi COVID-19 masih mengalami gejala, lo.
Sementara kasus COVID-19 terus bertambah di banyak negara. Setelah sembuh dari COVID-19 beberapa mulai merasakan kecemasan dan depresi.
Enggak cuma itu, ada yang masih merasakan sakit, sering merasa kelelahan, dan mengalami kabut otak.
Baca Juga: Jika Terkena COVID-19, Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan Agar Sembuh Kembali?
Dikutip dari Halodoc.com, virus memberikan dampak pada otak dengan dua cara.
Pertama, memicu respon imun secara abnormal. Hal ini membuat otak mengalami peradangan.
Sedangkan yang kedua virus menginfeksi otak secara langsung atau yang disebut dengan ensefalitis.
Hal ini juga berkaitan mengapa orang yang terinfeksi corona bisa kehilangan indera penciumannya.
Baca Juga: Apa Itu User Experience? Ini Pengertian dan Penerapan User Experience
Menurut salah satu teori, ternyata virus bisa memasuki saraf.
Reaksi virus
Virus masuk melalui bohlam penciuman yang terletak di atas rongga hidung dan mentranmisikan informasi dari hidung ke otak.
Kesulitan bernapas juga menjadi gejala umum untuk orang dengan kasus corona, lo.
Baca Juga: Jangan Anggap Sepele! Kenali Ciri-Ciri Tubuh Terpapar COVID-19 dan Cara Tepat untuk Mencegahnya
Kemungkinan adanya infeksi primer di batang otak terutama pada bagian pernapasan dan mengendalikan perasaan.
Cedera pada otak dan sistem saraf juga bisa diakibatkan hilangnya oksigen.
Soalnya pada paru-paru rusak mengakibatkan kegagalan multisistem organ.
Otak dan saraf bisa terluka sehingga ketika tubuh melawan virus, kekebalan memicu sakit kepala da pusing.
Pasien dengan penyakit kardiovakulr beresiko tinggi untuk mengalami masalah pembekuan dari yang mengakibatkan stroke.
Kondisi kesehatan sebelumnya dan usia lanjut bisa meningkatkan risiko seseorang terkena stroke.
Jika memiliki masalah dengan pembekuan yang bisa dilakukan ketika terinfeksi COVID-19 adalah minum obat pengencer darah.
Baca Juga: Ciri-Ciri Tubuh Terkena Covid-19 Berserta Gejala dan Cara Mencegahnya
Enggak cuma itu, kondisi yang paling umum adalah kecemasan dan gangguan mood.
Terjadi gangguan neurologis seperti pendarahan otak, stroke, dan demensia.
Akan tetapi risiko gangguan otak umumnya lebih tinggu pada pasien yang menderita COVID-19.
-----
Ayo kunjungiadjar.iddan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.