Find Us On Social Media :

2021 Bumi Berputar Lebih Cepat dan Membuat Hari Lebih Pendek, Apa Dampaknya Bagi Manusia?

Fakta Planet Bumi.

GridKids.id - Tahukah kamu? Bumi merupakan planet terbesar ke lima dalam sistem tata surya.

Enggak hanya itu, Planet Bumi menjadi tempat kehidupan seluruh makhluk hidup di muka bumi.

Maka enggak heran Bumi jadi salah satu planet terpadat dan terbesar ke lima di sistem tata surya.

Pada 2020, para ilmuan mendapat penemuan yang mengejutkan.

Baca Juga: Fungsi Garis Lintang dan Garis Bujur Sebagai Garis Khayal Bumi, Apa Bedanya?

Ternyata Bumi yang kita tinggali ini berputar lebih cepat yang membuat hari lebih pendek.

Perputaran Bumi ini lebih cepat dari apapun dalam 50 tahun terakhir.

Bahkan menurut catatan selama 50 tahun terakhir ini, rekor 28 hari tercepat atau terpendek terjadi pada 2020.

Ini terjadi karena Bumi menyelesaikan rotasi di sekitar porosnya lebih cepat sekian milidetik daripada rata-rata.

Baca Juga: Manfaat Membaca Buku, Salah Satunya Dapat Memengaruhi Hidup secara Positif

Apa Penyebabnya?

Dilansir dari BBC Science Focus Magazine, hingga saat ini, para ilmuwan enggak sepenuhnya yakin apa penyebab Bumi berputar lebih cepat.

Namun peningkatan laju rotasi Bumi berdampak pada panjang hari.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan variasi panjang hari, seperti efek pasang surut Bulan dan Matahari, sambungan inti-mantel di dalam Bumi, dan distribusi massa keseluruhan di Bumi.

Selain itu, aktivitas seismik, glasiasi, cuaca, lautan, dan medan magnet Bumi juga dapat memengaruhi panjang hari.

Meski kini Bumi berputar lebih cepat, namun para ilmuan yakin bahwa hal ini terjadi hanya sementara saja.

Mereka juga yakin bahwa perputaran Bumi akan mulai melambat lagi di masa depan.

Baca Juga: Jangan Lewatkan 5 Fenomena Langit Juni 2021, Salah Satunya Puncak Hujan Meteor di Siang Hari

Dampak yang Terjadi Pada Manusia

Meski Bumi perputar lebih cepat, namun hal ini enggak berpengaruh pada kehidupan manusia.

Hal ini lebih berdampak pada sisi teknologi seperti satelit GPS, smartphone, komputer, dan jaringan komunikasi.

Sisi teknologi tersebut bergantung pada sistem waktu yang akurat untuk mengukur Waktu Universal Terkoordinasi (UTC) yang digunakan semua orang untuk mengatur jam.

Dilansir dari Live Science, Kamis (7/1/2021), ketika waktu astronomi, yang ditentukan oleh waktu yang dibutuhkan Bumi untuk melakukan satu putaran penuh, menyimpang dari UTC lebih dari 0,4 detik, UTC akan menyesuaikan.

Biasanya, masalah ini dapat diatasi dengan penambahan satu detik kabisat pada akhir Juni atau Desember, sehingga waktu astronomi dan waktu atom kembali sejajar.

Detik kabisat digunakan karena rotasi Bumi telah melambat sejak pengukuran satelit yang akurat pada akhir 1960-an dan awla 1970-an.

Untuk itu, sejak 1972 para ilmuwan telah menambahkan detik kabisat rata-rata setiap setengah tahun.

Penambahan terakhir terjadi pada tahun 2016, ketika pada Malam Tahun Baru pada 23 jam, 59 menit dan 59 detik. Saat inilah tambahan "detik kabisat" ditambahkan, Kids.

(Penulis : Gloria Setyvani Putri)

Baca Juga: Fakta Planet Bumi, Planet Terbesar ke Lima di Sistem Tata Surya

-----

Ayo kunjungiadjar.iddan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.