Find Us On Social Media :

Awal Tahun 2021 Indonesia Mengalami Banyak Bencana, Ini 7 Faktor yang Membentuknya, Jangan Diabaikan

Hujan lebat

GridKids.id - Awal tahun 2021 Indonesia sudah banyak terjadi bencana alam karena adanya cuaca ekstrem disejumlah wilayah Indonesia.

Dengan adanya cuaca ekstrem memiliki risiko bencana hidrometeorologi seperti longsor, banjir bandang disejumlah wilayah.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan untuk curah hujan tinggi sendiri akan berlangsung Januari 20201 hingga Februari 2021.

Untuk hujan tinggi dapat berpotensi menjadi bencana hidrometeorologi.

Selain itu, hujan lebat disertai kilat juga berpotensi terjadi, kejadian tersebut sangat membayakan masyakarat. Oleh karena itu BMKG sudah memberi peringatan untuk berhati-hati.

Lalu faktor apa saja yang menyebabkan cuaca menjadi sangat ekstrem dan berpotensi menjadi bencana?

Baca Juga: Curah Hujan Semakin Meningkat, Hal-Hal Ini Penting Dibawa Bagi Pengendara Motor dan Pejalan Kaki

Baca Juga: Apa Itu Cuaca Ekstrem? Waspadai Beragam Penyakit yang Mengintai

1. Monsoon Asia

Saat faktor cuaca dipengaruhi sedang aktifnya Monsoon Asia.

Daerah konvergensi antara tropis akan menampakan anomali yang menjadikan penguatan untuk menjadi curah hujan tinggi disebagian besar wilayah Indonesia.

2. Lingkungan

Peningkatan curah hujan yang tinggi juga dipicu oleh perubahaan iklim pada suatu daerah.

Hal tersebut berdasarkan pengamatan dan penelitian yang dilakukan oleh tim BMKG, yang menyampaikan bahwa telah terjadi peningkatan curah hujan sejak 2015 di Jakarta.

Dengan kondisi tersebut menyebabkan banjir bandang, dikarekan daerah aliran sungai (das) menjadi dangkal karena endapan lumpur serta sisa penebangan pohon, dimana seharusnya pohon-pohon menjadi penahan air namun ditebang.

3. Dinamika Atmosfer Labil

Menurut prakirawan Bmkg, ketidakstabilan atmosfer dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan dibeberapa wilayah Indonesia.

Wilayah terdampak paling utama adalah wilayah Indonesia sebelah selatan, seperti wilayah Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara.

Baca Juga: Merasa Cuaca Lebih Panas dari Biasanya? Inilah Penjelasan BMKG dan Cara Menghadapi Cuaca Ekstrem

Baca Juga: Waspada Cuaca Ekstrem, Ini Daftar Wilayah yang Berpeluang Turun Hujan Lebat dan Angin Kencang Hari Ini 5 Juli 2020, Daerahmu Termasuk?

4. Fenomena La nina

Berdasarkan pemantauan Bmkg, Indeks ENSO masih menunjukkan kategori La Nina Moderat.

Selain di Indonesia, institusi meteorologi internasional memperkirakan La Nina hingga Juni 2021, sedangkan untuk indeks netral akan berlangsung pada Mei 2021.

Oleh karena itu masyakarat diminta untuk berhati-hati karena fenomena La Nina akan berlanjut hingga pertengahan tahun.

 

5. Sirkulasi siklonik

Sirkulasi siklonik terjadi pada teluk Carpentaria bagian Barat.

Hal tersebut yang membentuk daerah pertemuan angin disejumlah wilayah Indonesia, seperti Sulawesi bagian Tengah, Laut Flores bagian Timur, Laut Banda bagian Selatan hingga Laut Arafura bagian Selatan.

Fenomena tersebut dapat meningkatkan jumlah awan di sekitar sirkulasi siklonik yang dapat membuat hujan lebat.

6. Konvergensi angin

Daerah pertemuan serta perlambatan kecepatan angin, fenomena ini terpantau di Selat Malaka bagian Utara hingga perairan Timur Nias, Banten bagian Timur hingga Jawa Tengah, di Laut Cina Selatan

Baca Juga: Apa Itu Fenomena El Nino? Ini Penjelasan, Proses, dan Dampaknya

Baca Juga: Sudah Memasuki Musim Hujan, Kenapa Cuaca di Indonesia Masih Panas? Ini Penjelasan BMKG

-----

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id