Tetap Bisa Sembuh
Meski baru dilaporkan belakangan ini, sebenarnya parosmia adalah gangguan penciuman yang sudah ada sejak dulu.
Gangguan ini umumnya disebabkan oleh infeksi virus.
Sebelum adanya COVID-19, gangguan parosmia biasanya disebabkan oleh infeksi rhinovirus dan virus lainnya.
Banyak yang mengira kalau gangguan penciuman akibat infeksi COVID-19 adalah gangguan jangka panjang yang sulit disembuhkan.
Padahal, hal itu enggak benar. Gangguan saraf penciuman seperti anosmia dan parosmia tetap bisa dipulihkan atau disembuhkan.
Meski begitu, masa penyembuhan pada setiap orang enggak sama.
Berdasarkan penelitian, proses pemulihan saraf penciuman tersebut bermacam-macam, antara satu sampai 13 tahun.
Baca Juga: Apa Itu Bell's Palsy yang Diduga Jadi Efek Samping Uji Coba Vaksin COVID-19?
Baca Juga: Apa Itu Vaksin Sinovac? Berkenalan dengan Vaksin COVID-19 yang Sebagian Sudah Tiba di Indonesia
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id.