Find Us On Social Media :

Belum Selesai dengan Virus Corona, Indonesia Masih Harus Dipusingkan dengan Hal Ini dan Terkena Dampaknya

Resesi ekonomi (ilustrasi)

GridKids.id - Sudah hampir satu tahun pandemi virus corona mengguncang dunia.

Namun, sudah terdengar angin segar dengan dikembangkannya vaksin yang akan jadi pada tahun 2021.

Pandemi ini enggak hanya berdampak pada bidang kesehatan saja, namun juga ekonomi dunia.

Indonesia masih harus merasakan dampak Covid-19, karena kasus pasiennya terus bertambah.

Kini Indonesia kembali dipusingkan dengan mengalami resesi.

Bukan hanya Indonesia saja yang mengalami resesi, tapi beberapa negara juga melaporkan bahwa adanya penurunan ekonomi atau resesi.

Resesi juga bisa berarti menurunnya, mundurnya, atau berkurangnya kegiatan dagang atau industri.

Baca Juga: Ditakuti Seluruh Dunia, Virus Corona Ternyata Punya Kelemahan, Wajib Tahu untuk Hadapi Puncak

Resesi

Berdasarkan Forbes, resesi terjadi ketika kegiatan ekonomi turun secara signifikan selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

Resesi ini dianggap sebagai bagian yang enggak terhindarkan dari siklus perekonomian suatu negara.

Nah, suatu negara dapat dikatakan mengalami resesi berdasarkan sejumlah indikator.

Indikator tersebut di antaranya adalah produk domestik bruto (PDB) negatif dan jumlah pengangguran meningkat.

Selain itu, penjualan ritel menurun hingga manufaktur yang berkontraksi untuk periode waktu yang panjang.

Indikator resesi bisa dilihat dari beberapa hal berikut ini:

- Penurunan PDB

-Merosotnya pendapatan riil

-Jumlah lapangan kerja menurun

-Penjualan ritel dan terpuruknya industri manufaktur.

Baca Juga: Luncurkan 4 Astronot ke ISS, Misi NASA Kali Ini Sukses Catatkan Sejarah Baru, Apa Itu?

Dampak Resesi

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bakap Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, resesi ekonomi dapat diartikan sebagai tekanan ekonomi pada sektor keuangan atau riil.

Tanda dari resesi ekonomi, misalnya, munculnya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang berlanjut dan merata pada banyak sektor.

"Mau perdagangan, transportasi, properti, sampai ke industri akan melakukan efisiensi pekerja untuk tekan biaya operasional," kata Bapak Bhima, dikutip Kompas.com.

Dampak lain yang terjadi adalah menurunnya daya beli masyarakat karena mereka kehilangan pendapatan.

Produksi atas barang dan jasa juga bisa merosot saat resesi. Hal ini dapat berimbas pada menurunnya PDB nasional.

Baca Juga: Apa Itu Sindemi Virus Corona COVID-19 yang Gantikan Istilah Pandemi?

-----

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di https://www.gridstore.id