Gowa-Tallo
Kerajaan Gowa-Tallo menerapkan konsep dwitunggal kerajaan.
Dalam buku Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia (2012) karya Daliman, bersatunya kerajaan Gowa dan Tallo terjadi pada tahun 1603.
Sultan Alaudin (raja Gowa) bekerja sama dengan Sultan Adullah (raja Tallo) untuk menggabungkan kerajaan demi meningkatkan kesejahteraan dan kekuatan kerajaan.
Corak ekonomi Gowa-Tallo adalah maritim dan perdagangan. Gowa-Tallo berperan sebagai pelabuhan transit bagi para pedagang internasional.
Pelabuhan Somba Opu (Makassar) menjadi pelabuhan transit favorit pedagang dari Timur Tengah, Asia, bahkan Eropa pada abad 15 – 17 Masehi.
Kerajaan ini mendapatkan pemasukan yang besar dari aktivitas perdagangan pelabuhan Somba Opu.
Pada perkembangannya, Kerajaan Gowa Tallo melakukan beberapa penaklukan terhadap kerajaan kecil di Sulawesi seperti kerajaan Bugis dan Bone.
Penaklukan tersebut dilakukan untuk menambah wilayah kekuasaan dan menyebarkan Islam di Sulawesi.
Baca Juga: Contoh Gangguan Organ Peredaran Darah Tubuh Manusia oleh Banyak Faktor