Meski begitu, kedua orang tua Twifia sendiri mengaku malu menamai anak mereka mirip dengan nama ISP.
Beberapa orang juga menuding mereka sudah menggunakan anaknya untuk mendapatkan keuntungan.
"Kami ingin tetap anonim bagi orang-orang di sekitar, karena kami juga tidak ingin membenarkan perlakuan kami. Kami juga memiliki sedikit rasa malu," kata si Ayah.
"Twifia" sendiri merupakan kata ketiga dari nama lengkap sang bayi.
Dua kata lainnya enggak diungkap oleh pihak keluarga. Yang jelas, ketiga kata tersebut disebutkan memang tertulis dalam akta kelahiran.
"Bagiku, nama Twifia juga berarti hubungan dalam konteks ini. Untuk ikatan abadi!" kata sang istri.
"Ada banyak nama yang lebih buruk. Dan semakin sering kita mengatakan 'Twifia', semakin hangat nama itu terdengar."
Uang yang dihemat dari mendapat akses internet gratis selama 18 tahun rencananya akan ditabung untuk keperluan masa depan Twifia.
Mereka berharap tabungan itu akan dipakai oleh sang anak untuk belajar mengemudi atau bahkan membeli mobil saat ia berusia 18 tahun.
CEO Twifi, Philippe Fotsch, berkata akan memenuhi janji akses internet gratis kepada Twifia dan keluarganya sepanjang waktu dimaksud, walau perusahaannya bangkrut sekalipun.
"Pemberian akses internet gratis ini adalah masalah nama baik," ujar Fotsch.
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id.