GridKids.id - Pandemi virus corona masih berlangsung di berbagai negara.
Penyebarannya yang sangat cepat, membuat angka kasus virus corona terus naik.
Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan angin segar. Mereka mengatakan vaksin untuk melawan COVID-19 mungkin akan siap akhir tahun 2020.
Hal ini disampaikan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sambutannya di depan dewan WHO, Senin (6/10/2020).
Tedros menggarisbawahi pentingnya komitmen politik dari semua pemimpin negara untuk memastikan vaksin didistribusikan secara merata saat sudah tersedia nanti.
"Kita semua butuh vaksin dan ada harapan akhir tahun ini (2020) sudah bisa ada vaksin. Ada harapan," kata Tedros tanpa menjelaskan lebih lanjut dilansir Reuters, Senin (6/10/2020).
"Khusus untuk vaksin dan produk lainnya yang sedang dalam proses pipeline, yang terpenting adalah komitmen politik dari pimpinan kita terutama dalam pemerataan distribusi vaksin,” kata Tedros.
Dilansir CNN, Selasa (7/10/2020), Tedros juga mengatakan dunia harus bersatu untuk pulih dan bahkan ketika pandemi terus berlanjut.
Baca Juga: Kapan Vaksin Virus Corona Akan Siap? Ini Kata Organisasi Kesehatan Dunia
"Kami membutuhkan satu sama lain, kami membutuhkan solidaritas dan kami harus menggunakan semua energi yang kami miliki untuk melawan virus," katanya.
Ada sembilan vaksin eksperimental sedang disiapkan untuk fasilitas vaksin global COVAX dari WHO yang bertujuan untuk mendistribusikan 2 miliar dosis vaksin pada akhir tahun 2021.
Sejauh ini, 168 negara telah bergabung dengan program COVAX, tapi Tiongkok, Amerika Serikat, maupun Rusia enggak ikut dalam rencana ini.
Pemerintahan Trump mengatakan kalau mereka mengandalkan kesepakatan bilateral untuk mengamankan pasokan dari pembuat vaksin.
Pertemuan dewan WHO membahas tanggapan global terhadap pandemi COVID-19, mendengar pendapat dari banyak negara termasuk Jerman, Inggris, dan Australia untuk reformasi guna memperkuat badan PBB tersebut.
Tiga panel independen yang meninjau kinerja WHO termasuk Peraturan Kesehatan Internasional 2005 yang menetapkan pedoman tentang pembatasan perdagangan dan perjalanan yang diberlakukan selama keadaan darurat kesehatan, memberikan pembaruan tentang tugas mereka.
Panel Independen untuk Kesiapsiagaan dan Respons Pandemi, yang dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Selandia Baru Helen Clark dan mantan Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf, bertemu untuk pertama kalinya bulan lalu.
"Kami berharap mendapat pelajaran nyata yang bisa kami terapkan dan mencegah hal yang sama terjadi," kata Tedros.
"Tetapi saya ingin meyakinkan Anda bahwa WHO siap untuk belajar dan mengubah organisasi ini. Selama transformasi, kami berjanji akan terus berubah secara konstan," ujarnya mengacu pada programnya sejak menjabat pada 2017.
Perhitungan global COVID-19 sampai Selasa (7/10/2020) siang sudah mencapai lebih dari 35,6 juta kasus dan menewaskan lebih dari 1,04 juta orang di seluruh dunia.
(Penulis: Gloria Setyvani Putri)
Baca Juga: Setelah Vaksin Virus Corona Tersedia, Akankah Pandemi Bisa Berakhir?
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di www.gridstore.id.