Find Us On Social Media :

Bunga di Seluruh Dunia Alami Perubahan Warna Demi Hadapi Perubahan Iklim, Kok Bisa?

Bunga

GridKids.id - Selain pandemi, sebenarnya dunia juga sedang menghadapi persoalan tentang perubahan iklim.

Perubahan iklim menjadi tantangan bagi seluruh makhluk hidup di Bumi, Kids.

Untuk menghadapi perubahan, ada dua pilihan yang harus dihadapi makhluk hidup, enggak terkecuali bagi tumbuh-tumbuhan di planet ini.

Studi mengungkap bahwa bunga di seluruh dunia mengalami perubahan warna akibat perubahan iklim, lo.

Wah, mengapa bisa begitu, ya?

Baca Juga: Es Berwarna Pink Tiba-Tiba Muncul di Pegunungan Alpen, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Perubahan Warna Bunga

Berdasarkan IFL Science yang dilansir dari Kompas.com, penelitian yang menunjukkan bunga beradaptasi dengan cepat selama 75 tahun terakhir.

Adaptasi tersebut dilakukan sebagai respon terhadap kenaikan suhu dan penurunan ozon, Kids.

Respon dilakukan bunga dengan cara mengubah pigmen ultraviolet (UV) pada kelopaknya.

Studi tentang bunga tersebut dipublikasikan dalam jurnal Current Biology.

Baca Juga: Bebas dari Virus Corona, Wilayah yang Dihuni 5000-an Orang Ini Disebut Sebagai Tempat Paling Aman di Dunia

Studi tersebut dilakukan dengan cara mengamati lebih dari 1.200 spesies tanaman yang diawetkan.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 42 spesies bunga berasal dari tiga benua dan dari tahun 1941 hingga 2017.

Peneliti menganalisis tingkat pigmentasi bunga dengan menggunakan kamera sensitif UV.

O iya, pigmen pada bunga ini enggak bisa kita lihat secara langsung, Kids.

Pigmen UV digunakan oleh bunga untuk menarik penyerbuk dan melindungi dari radiasi UV.

Nah, hasilnya menunjukkan bahwa pigmentasi bunga yang menyerap UV meningkat sepanjang paruh kedua abad ke-20, lo.

Peningkatan pigmentasi UV ini terjadi secara global dengan rata-rata adalah sebanyak 2 persen setiap tahun selama tujuh dekade terakhir.

Perubahan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berubah-ubah tersebut bisa dibilang cukup signifikan dalam waktu yang cepat, Kids.

Baca Juga: Sempat Dikira Berhubungan dengan Lockdown, Lubang Ozon di Kutub Utara Akhirnya Tertutup, Begini Penjelasannya

Menurut peneliti, adaptasi tersebut ada kaitannya dengan bertambahnya suhu serta penurunan ozon di atmosfer, nih.

Ozon adalah gas yang ditemukan di lapisan stratosfer bumi yang dapat menyerap radiasi UV dari Matahari.

Sayangnya, jumlah ozon di atmosfer Bumi kian menurun sejak tahun 1970-an karena perubahan iklim.

Akibatnya radiasi UV menjadi lebih intens dan tumbuhan serta makhluk hidup lainnya pun terpapar lebih banyak radiasi UV.

Tanaman memang membutuhkan sinar matahari untuk tumbuh, tapi terlalu banyak radiasi UV dari Matahari malah bisa merusaknya, lo.

Lalu, apakah adaptasi tanaman berbunga di lingkungannya ini adalah kabar baik?

Baca Juga: Unik, Peneliti Temukan Cara Baru untuk Melindungi Ternak dengan Cara Menggambar Mata di Bokong Sapi

Peneliti memperingatkan bahwa perubahan warna ini dapat berdampak besar pada reproduksi tanaman, Kids.

Soalnya, pigmen pada bunga menjadi alat utama untuk menarik penyerbuk.

Jadi, pigmentasi bunga nantinya bakal membuat tanaman lebih sulit untuk menarik para penyerbuk, Kids.

-----

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids  dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id