Find Us On Social Media :

Sembuh dari Virus Corona, Apa Dampak yang Dirasakan oleh Tubuh?

Sembuh dari COVID-19, Apa Dampak yang Dirasakan oleh Tubuh?

GridKids.id - Pandemi virus corona masih berlangsung di berbagai negara, enggak terkecuali Indonesia.

Virus ini menyebar dengan cepat dan menginfeksi beragam orang dengan berbagai gejala yang berbeda.

Bukan cuma orang yang berlatar usia lebih tua atau memiliki kondisi penyakit penyerta saja, tapi orang muda, remaja, dan anak-anak juga bisa terinfeksi.

Orang muda yang tampak sehat, enggak selalu mendapatkan gejala yang ringan, tapi juga bisa saja terinfeksi dengan sakit yang parah.

Virus corona baru melahirkan penyakit baru yang kini dikenal sebagai COVID-19, dengan infeksi yang menyerang organ pernapasan serta organ-organ tubuh lainnya.

Berbagai gejala yang enggak biasa juga terus ditunjukkan infeksi virus ini.

Lalu, bagaimana dampak jangka panjang infeksi virus corona ini terhadap kesehatan?

Ahli virologi di Universitas Queensland, Kirsty Short mengatakan virus ini masih baru, jadi sulit untuk menghitung berapa banyak orang yang tertular COVID-19 akan menghadapi dampak kesehatan jangka menengah atau jangka panjang.

Dokter Kirsty mengatakan kalau efek pada kesehatan ini pasti terjadi, cuma kita enggak tahu seberapa umum itu akan terjadi.

Orang tanpa gejala atau yang punya gejala ringan juga bisa menghadapi risiko penyakit lain yang berkepanjangan.

Baca Juga: Setelah Sembuh dari COVID-19, Ternyata Beberapa Gejala Ini Masih Dirasakan, Apa Saja?

Kerusakan Organ Tubuh Akibat COVID-19

Meski COVID-19 dianggap sebagai virus pernapasan yang menyerang organ paru, tapi ternyata kerusakan yang diakibatkan bisa memengaruhi organ lainnya.

Virus yang menginfeksi sel tubuh terkait dengan reseptor ACE2 yang juga banyak ditemukan di saluran pernapasan, jantung, pembuluh darah, ginjal, hati dan saluran pencernaan.

Para peneliti menduga, tingginya peradangan dalam tubuh disebabkan sistem kekebalan tubuh yang mencoba melawan virus, sehingga mengakibatkan berbagai kerusakan organ tubuh.

Dengan kata lain, ini hampir pasti merupakan respons kekebalan.

COVID-19 bisa merusak banyak organ dalam tubuh, di antaranya sebagai berikut:

Virus memasuki sel-sel pernapasan dan menyebabkan kerusakan pada organ paru.

Rusaknya jaringan membuat paru-paru sulit melakukan tugasnya dalam mengoksidasi darah dan membuat orang kesulitan bernapas atau terengah-engah.

Infeksi virus corona bisa menyebabkan radang otot jantung atau gagal jantung.

Kalau organ ini enggak bisa memompa darah sebagaimana mestinya, maka jantung juga bisa berhenti karena kekurangan oksigen.

Dampak virus ini juga bisa menyebabkan infeksi parah pada otak. Gejala neurologis juga disebabkan oleh peradangan di otak yang diakibatkan oleh pembekuan darah.

Baca Juga: Banyak Diderita Pasien COVID-19, Sebenarnya Apa Itu Anosmia?

Dampak Lainnya

Sejumlah pasien COVID-19 yang sudah sembuh melaporkan merasakan kelelahan, kesulitan berolahraga, bahkan berbulan-bulan setelah pulih dari penyakit tersebut.

Dr Kirsty mengatakan kelelahan pasca COVID-19 sebenarnya terlihat pada infeksi virus lain, meski dampaknya berbeda.

"Kita tahu virus Epstein-Barr yang menyebabkan demam kelenjar, juga dikaitkan dengan sindrom kelelahan kronis setelahnya," ungkap Dr Kirsty.

Dr Linda Gallo, peneliti dari University of Queensland yang sedang meniliti bagaimana virus corona memengaruhi jantung mengatakan dari bukti yang diketahuinya, SARS juga berpengaruh pada jantung.

"Namun itu umumnya tidak bertahan melampaui masa pemulihan. COVID tampaknya berperilaku sedikit berbeda," jelas Dr Linda.

Ada banyak penelitian yang sedang dilakukan untuk menyelidiki apakah COVID-19 akan meninggalkan dampak kesehatan yang lama.

Dr Kirsty menambahkan tanpa studi jangka panjang, maka sulit untuk mengetahui seberapa jauh kita harus khawatir terhadap COVID-19 dibandingkan virus lain.

Meski begitu, Dr Kirsty mengungkapkan kalau munculnya gejala penyakit setelah sembuh dari COVID-19 jadi pengingat penting untuk mencegah virus corona.

(Penulis: Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)

Baca Juga: Kasus COVID-19 di Afrika Relatif Rendah dibanding Benua Lain, Ini Alasannya Menurut Epidemolog

-----

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids  dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id.