Hampir 100 Persen Akurat
Di tes awalnya, anjing bisa mengidentifikasi virus corona dengan akurasi hampir 100 persen, bahkan beberapa hari sebelum pasien menunjukkan gejala.
Sebelumnya anjing juga berhasil mendeteksi penyakit seperti kanker dan diabetes.
Meski begitu, para ilmuwan belum yakin apa sebenarnya yang diendus anjing saat mendeteksi virus.
Sebuah penelitian di Perancis yang diterbitkan pada Juni menyimpulkan, ada "bukti kuat" bau keringat orang-orang yang positif COVID-19 berbeda dengan yang enggak terinfeksi virus corona, dan anjing bisa mendeteksi perbedaannya.
Anjing juga bisa mengindentifikasi COVID-19 dari sampel molekul yang jauh lebih kecil daripada tes PCR, dan cuma membutuhkan 10-100 molekul untuk mendeteksi virus.
Biaya Lebih Rendah
Program percontohan yang dijadwalkan berlangsung 4 bulan ini menghabiskan biaya 300.000 euro (Rp 5,2 miliar) yang dikatakan jauh lebih rendah daripada metode pengujian berbasis laboratorium.
Meski COVID-19 bisa menginfeksi kucing dan cerpelai, anjing enggak punya reseptor dan tampaknya enggak mudah terinfeksi.
Enggak ada bukti juga kalau anjing bisa menularkan virus ke manusia atau hewan lain.
Wise Nose organisasi Finlandia yang berspesialisasi dalam pelatihan hewan di deteksi aroma, melatih total 16 anjing untuk proyek itu yang 10 di antaranya ditujukan untuk di bandara.
Anjing-anjing itu bekerja di dua shift, dan 4 di antaranya yaitu ET, Kossi, Mina, dan Valo mulai bertugas pada Rabu (23/9/2020).
Para peneliti di negara-negara seperti Australia, Perancis, Jerman, dan Inggris dilaporkan juga melakukan proyek serupa, tapi Finlandia adalah negara pertama di Eropa yang mempekerjakan anjing untuk mengendus virus corona.
Uji coba serupa telah dimulai di bandara internasional Dubai bulan lalu.
Baca Juga: Keren! Rumah Sakit Umum Daerah Ini Mampu Deteksi Hasil Tes Swab Covid-19 Hanya dalam Waktu 50 Menit