Ahli epidemiologi di negara Nordik itu enggak memandang masker sebagai cara efektif, dan bersikeras lockdown penuh juga enggak akan mencegah kematian di ruang perawatan.
Namun warga Swedia dengan taat selalu melakukan dua hal mendasar, yaitu cuci tangan dan social distancing.
"Alasan di balik penularan yang relatif rendah sekarang sebagian besar karena banyak warga Stockholm mengikuti anjuran untuk tetap di rumah saat sakit, mencuci tangan, dan menjaga jarak," ujar Per Follin kepala badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular Stockholm.
Tingkat kepercayaan yang tinggi pada pihak berwenang jadi alasan kenapa tindakan pencegahan virus bisa bersifat sukarela bukan paksaan.
Strategi ini mendapat pujian dari WHO sebagai model berkelanjutan untuk mengatasi virus.
Para petinggi Swedia pun mengatakan, akan menerapkan pembatasan lunak lebih lama.
Tingkat infeksi Swedia adalah yang tertinggi di Eropa pada pertengahan Juni, dengan hasil skrining menunjukkan lebih dari 1.000 orang positif corona per hari.
Kemudian pada 15 Juni Swedia mencatatkan rata-rata 101 kasus per 1 juta orang per hari di 1 pekan, sedangkan tertinggi berikutnya di Eropa adalah Belarus dengan 79 kasus.
Angka kematian di Swedia juga sempat lebih banyak daripada gabungan Norwegia, Denmark, dan Finlandia, dengan 5.843 kematian.
Akan tetapi situasinya sekarang berbalik total 3 bulan sejak saat itu.