2. Gabungan dari Beberapa Virus Sebelumnya
Pandemi flu babi pada 2009 disebabkan oleh beberapa mutasi galur dan inang. Mulai dari burung, babi, virus flu yang menyerang manusia, serta virus babi Eurasia.
Analisis genetik dari virus tersebut menyebutkan kalau virus itu enggak sama dengan yang beredar di kalangan manusia sejak 1977.
3. Berawal dari Amerika Utara
Walaupun kali ini flu babi ditemukan di Tiongkok, namun pada 2009, virus ini berasal dari Amerika.
Virus tersebut pertama kali mewabah di Amerika Utara pada 2009, kemudian dengan cepat menyebar ke berbagai belahan dunia.
Begitu WHO mengumumkan virus tersebut sebagai pandemi tahun 2009, total 74 negara dan wilayah sudah melaporkan kasus infeksi dalam jumlah beragam.
Sampai saat ini, hampir semua negara di dunia pernah melaporkan kasus infeksi virus tersebut.
Enggak seperti virus flu lainnya yang biasa menginfeksi manusia saat musim panas di wilayah Bumi bagian barat, virus ini lebih ganas saat musim dingin di wilayah ini.
4. Jumlah Kematian Diperkirakan Sekitar 284.000 Orang
Selama 19 bulan pandemi, WHO memperkirakan jumlah kematian yang tercatat dari lab mencapai 18.449 orang.
Meskipun, angka kematian aslinya diperkirakan mencapai 284.000 orang (berkisar antara 150.000 – 575.000 kematian).
Sebuah studi yang dilakukan pada September 2010 menyebutkan, risiko kematian yang diakibatkan oleh virus pandemi tersebut enggak lebih berbahaya dibanding flu pada umumnya.
Sebagai perbandingan, WHO mengestimasi sekitar 250.000 – 500.000 jiwa meninggal dunia akibat flu musiman setiap tahunnya.
Baca Juga: Virus Corona Belum Usai, Kini Muncul Flu Babi Jenis Baru yang Berpotensi Jadi Pandemi Selanjutnya