Find Us On Social Media :

Dihadapan Presiden Jokowi, Gubernur Jawa Timur Beberkan Alasan Mengapa Kasus Covid-19 di Daerahnya Kembali Naik

Ditantang Jokowi Kendalikan Covid-19 Dalam Dua Minggu, Khofifah Akui Sempat Bahagia Tingkat Penularan di Jatim Turun Drastis: Pak Presiden, Sebetulnya...

GridKids.id - Sejumlah daerah telah menghentikkan PSBB dan mulai menerapkan new normal, Kids.

Ada beberapa provinsi yang berhasil mengubah zona merah menjadi zona hijau.

Namun, ada pula provinsi yang kasusnya masih tinggi.

Seperti halnya di Jawa Timur, kini kasus Covid-19 di provinsi tersebut telah mengalahkan DKI Jakarta.

Gubernur Jawa Timur Ibu Khofifah Indar Parawansa membeberkan alasan tingkat penularan ( rate of transmission) Covid-19 di wilayahnya kembali naik pada beberapa pekan terakhir.

Padahal, menurut Ibu Khofifah, tingkat penularan Covid-19 di Jawa Timur sempat menyentuh angka 0,86 persen pada 9 Juni 2020, Kids.

"Tapi kemudian ada kenaikan kembali pada tanggal 24 Juni, rate of transmission jadi 1,08 persen," kata Khofifah saat rapat bersama Presiden Joko Widodo seperti dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (25/6/2020).

Mantan Menteri Sosial itu menjelaskan, tingkat penularan Covid-19 di wilayah Surabaya Raya sempat di bawah 1 selama enam hari.

Baca Juga: Jumlah Kasus di Jawa Timur Terus Meroket Bahkan Sudah Lampaui Jakarta, Gubernur Ungkap Penyebabnya

Rinciannya, tingkat penularan Covid-19 di Kota Surabaya di bawah 1 selama enam hari, Kabupaten Sidoarjo di bawah 1 selama delapan hari, dan Kabupaten Gresik di bawah 1 selama enam hari.

Sebetulnya dengan hasil tersebut, Ibu Khofifah dan jajarannya cukup senang dengan capaian itu.

"Kami sudah merasa bahwa kita tunggu sebentar lagi, delapan hari lagi, kalau terus di bawah satu, kita siap masuk ke new normal," kata Ibu Khofifah.

Namun, tingkat penularan Covid-19 di Jawa Timur justru meningkat setelah itu. Salah satu penyebabnya, masyarakat yang tak mematuhi protokol kesehatan.

"Imbauan kami saat lebaran silaturahim secara virtual dan seterusnya, itu tidak mudah mengajak masyarakat, halalbihalal secara digital saja ternyata dianggap kurang afdol," kata Ibu Khofifah.  

Berdasarkan temuan dari IKA Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, masih banyak warga yang tak memakai masker dan menjaga jarak di pusat keramaian seperti tempat ibadah, pasar tradisional, dan kafe atau restoran.

"Pada posisi seperti inilah yang kemudian munculnya klaster-klaster baru terutama di titik yang potensi kerumunan massa itu berasal," jelas Ibu Khofifah.

Baca Juga: Viral! Sembuh dari Covid-19, Pasien Ini Jalan Kaki Pulang ke Rumah Sejauh 8 Km, Ternyata Ini PenyebabnyaPenulis : Dheri Agriesta

-----

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di www.gridstore.id