2. Memilih Bulu Sikat yang Salah
Ada beberapa tipe sikat pada sikat gigi. Ada yang punya sudut menyempit, ada yang rata, ada yang pakai karet.
Apakah ada satu tipe yang lebih baik? Menurut para dokter gigi di WebMD, tak ada pengaruh lebih.
Tampaknya, yang lebih penting adalah teknik membersihkannya ketimbang bentuk sikatnya.
Para dokter gigi ADA menyarankan agar memilih sikat yang lembut, jangan yang kasar atau kaku karena bisa merusak/menyakiti gusi.
Carilah bulu sikat yang cukup kaku untuk mengangkat plak, tetapi tidak cukup kuat untuk merusak gigi.
3. Kurang Sering atau Kurang Lama
Selama ini kita disarankan untuk menyikat gigi setidaknya 2 kali sehari. Namun menurut para dokter di WebMD, tiga kali dalam sehari adalah yang terbaik.
Ketika jarak waktu menyikat gigi terlalu jauh, plak bakteri akan menumpuk, bisa membuat radang gusi dan masalah lain pada mulut.
Disarankan untuk menyikat gigi paling enggak 2 menit setiap kali, akan lebih baik lagi kalai dilakukan selama 3 menit.
Angka waktu tersebut sebenarnya enggak terlalu penting, namun dipatok agar kita bisa mempunyai waktu yang cukup untuk membersihkan permukaan gigi.
4. Menyikat Gigi Terlalu Keras atau Terlalu Sering
Seperti disebutkan, menyikat gigi 3 kali dalam sehari memang ideal. Namun, jika terlalu sering, bisa jadi kompulsif.
Terlalu sering menyikat gigi, misal 4 kali dalam sehari, bisa membuat akar gigi teriritasi dan menyakiti gusi.
Menyikat terlalu keras juga bisa merusak enamel (lapisan teratas gigi). Cara terbaik adalah menyikat gigi secara perlahan dan lembut selama 2-3 menit.
Baca Juga: Jangan Lagi Disepelekan, Ternyata Ini Dampaknya Kalau Kita Malas Gosok Gigi Sebelum Tidur