GridKids.id - Program Belajar dari Rumah di TVRI pada Minggu 17 Mei 2020 akan menampilkan Cerita Sabtu Pagi: Anak Seribu Pulau.
Kali ini, yang dibahas adalah budaya Maluku.
Budaya Maluku adalah aspek kehidupan yang mencakup adat istiadat, kepercayaan, seni dan kebiasaan lainnya yang dijalani dan diberlakukan oleh masyarakat Maluku.
Maluku punya beragam budaya dan adat istiadat mulai dari alat musik, bahasa, tarian, hingga seni budaya.
Salah satunya adalah tradisi Sasahil dan Nekora.
Sasahil dan Nekora
Ini merupakan tradisi masyarakat adat di Negeri Siri Sori Islam dan Negeri Siri Sori Kristen di pulau Saparua.
Bagi masyarakat desa Telalora, Nekora punya dasar nilai tolong-menolong sesama masyarakat.
Nilai tolong-menolong yang ada dalam tradisi Sasahil maupun Nekora punya dasar solidaritas yang kuat, dan menciptakan rasa saling memberi dan menerima dalam masyarakat.
Hal ini agar suatu pekerjaan berat seperti mendirikan rumah bisa lebih ringan.
Dalam menghadapi kehidupan yang terus berubah, tradisi Sasahil dan Nekora selalu dipertahankan dan dipelihara dengan baik.
Hal ini dimaksudkan sebagai modal sosial kelangsungan hidup bermasyarakat di masa mendatang.
Baca Juga: Cerita Sabtu Pagi: Anak Seribu Pulau Budaya Toraja, Belajar dari Rumah TVRI 16 Mei 2020
Banda Neira, Surga di Timur Nusantara
Kepulauan Banda sudah lama dianggap sebagai surga Nusantara karena menjadi pulau penghasil rempah pala terbesar dan terbaik dunia.
Sejak abad ke-13, pala sudah dibudidayakan oleh masyarakat Banda.
Kemajuan perdagangan pala pada abad ke-15, membuat Banda semakin ramai dikunjungi orang asing. Menguatkan Banda sebagai pelabuhan rempah yang ramai.
Ada banyak manfaat yang dihasilkan buah pala. Daging buah pala bisa dibuat sebagai sirup.
Sedangkan kulitnya bisa dibuat parfum dan bijinya digunakan untuk obat-obatan, bumbu masak, kosmetik, dan minyak atsiri.
Bahkan, sejak abad ke-9, di Mesir dan India pala digunakan sebagai pengawet jazad. Beragam manfaat itulah yang membuat bangsa Eropa berbondong-bondong datang di abad ke-16.
Saat itu, harga pala di pasar Eropa sangat mahal. Kini, pala bisa didapatkan dengan mudah di Indonesia.
Pala paling sering digunakan untuk bumbu dapur, sirup, manisan, hingga minyak gosok.
Baca Juga: Rangkuman Budaya Saya: Dokumenter Gerabah Ouw Sempe Balanga, Materi Belajar dari Rumah TVRI
Tarian Soya Soya
Pelatih Tari Anjungan TMII Kathy Soleman menjelaskan, tarian Soya Soya adalah tarian yang menceritakan tentang peperangan dan kemarahan masyarakat Maluku Utara.
Tarian ini berasal dari Pulau Kayoa, Almahera Selatan, dan kemudian menyebar ke seluruh Maluku Utara.
Terciptanya tarian ini terjadi secara spontan saat rakyat mengetahui Sultan Babullah diculik dan dibunuh oleh penjajah.
Kostum Tarian Soya Soya terdiri dari satu stel kemeja dan celana panjang.
Kemudian ada kain selempang kiri dan kanan, topi, rok dengan empat warna, Ngana-ngana di tangan kanan, serta Salawaku di tangan kiri.
Ngana-ngana serta Salawaku digunakan sebagai ornamen senjata perang.
Menariknya, semua penari adalah laki-laki, sehingga enggak menggunakan make up.
Tarian Soya terdiri dari 12 gerakan dasar, setiap pergantian pergerakan dinamakan dengan Saya.
Setiap gerakan pun punya makna. Salah satunya gerakan Suba, yakni duduk dan hormat, menggambarkan sebuah penghormatan atas jenazah Sultan.
Baca Juga: Keunikan Busana Tari Lenggang Nyai yang Merupakan Perpaduan Budaya Betawi dan Tiongkok
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id