GridKids.id - Virus corona Covid-19 masih saja meresahkan warga di seluruh dunia.
Sejak awal munculnya di akhir 2019 lalu, sekarang virus ini sudah menyebar ke 213 negara dan wilayah.
Beberapa negara sudah mulai pulih, namun masih banyak yang masih berjuang melawan Covid-19.
Walaupun begitu, bagi negara yang sudah berhasil pulih, mereka menghadapi ketakutan lain, yaitu gelombang kedua.
Gelombang kedua virus corona bisa muncul kalau pemerintah enggak cermat dalam membuat kebijakan.
Di Eropa misalnya, banyak pakar memperingatkan akan terjadinya gelombang kedua kalau negara-negara di Eropa terlalu cepat melonggarkan lockdown atau penguncian wilayah.
Yup! Baru-baru ini, Eropa memang melonggarkan lockdown.
Dikutip Euronews, Selasa (12/5/2020), Juru Bicara Komisi Eropa Stefan de Keersmaecker mengatakan negara-negara anggota harus mempersiapkan diri untuk gelombang infeksi kedua.
Dia menambahkan mereka juga harus mengambil peluang untuk meningkatkan sistem pengawasan yang ada.
Negara-negara Anggota Uni Eropa diminta untuk mengangkat pembatasan atau lockdown secara bertahap dan hati-hati dengan mempertimbangkan data epidemologis yang tersedia.
Sebagian besar pakar memperingatkan gelombang kedua bukan pertanyaan apakah akan terjadi, tapi kapan akan terjadi.
Baca Juga: Bangga Dengan Tindakan Pemerintah Indonesia, China Bagikan Pengalamannya Dalam Melawan Pandemi Ini
Tanda-Tanda Awal
Dilansir Politico, Senin (11/5/2020), Kepala Pusat Pencegahan dan Kontrol Penyakit Eropa Andrea Ammon mengatakan bahaya langsung bisa datang dari pencabutan langkah-langkah lockdown saat ini.
Kalau langkah-langkah ini diangkat terlalu cepat tanpa disertai dengan pengujian, pelacakan kontak, menjaga jarak fisik, dan mencuci tangan, maka gelombang kedua akan segera datang.
Tanda-tanda awal pun sudah mulai terlihat.
Setelah melonggarkan batasan, Jerman mencatat peningkatan tingkat reproduksi virus di atas 1.
Artinya, bahwa setiap satu orang yang terinfeksi bisa menularkan virus ke lebih dari satu orang.
Hal itu secara efektif berkontribusi pada peningkatan eksponensial dalam jumlah kasus.
Setelah membuka kembali sekolah dan taman kanak-kanak, Denmark juga mencatat kenaikan jumlah kasus, tapi di bawah angka 1.
Sementara itu Belgia, baru saja mengizinkan rumah tangga untuk menerima tamu 4 orang dan memperbolehkan toko buka lagi.
Mereka mengamati relaksasi itu berdampak pada jumlah kasus.
(Penulis: Nur Fitriatus Shalihah)
Baca Juga: Ahli Ingatkan Indonesia Agar Bersiap Hadapi Gelombang Kedua Virus Corona, Apa Maksudnya?
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di www.gridstore.id.